5 Rekomendasi Ahli Terkait Tumbuh Kembang Anak Usia 5-12 Tahun

Seiring bertambahnya usia anak, paparan kegiatan dan lingkungan pun semakin beragam. Di usia 5, lingkup sosialnya menjadi lebih luas, karena tidak hanya berinteraksi dengan keluarga inti.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Jan 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 18:00 WIB
FOTO: Imunisasi Anak Sekolah di Masa Pandemi COVID-19
Petugas paramedis memeriksa kesehatan gigi salah seorang anak sebelum mengikuti program BIAS di Kantor Kelurahan Tamansari, Jakarta, Selasa (24/11/2020). BIAS dilakukan dengan konsisten menerapkan protokol kesehatan COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Seiring bertambahnya usia anak, paparan kegiatan dan lingkungan pun semakin beragam. Di usia 5, lingkup sosialnya menjadi lebih luas, karena tidak hanya berinteraksi dengan keluarga inti.

Di usia ini, anak tengah bersiap memasuki dunia sekolah dengan segudang aktivitas yang cukup menguras energinya. Masa-masa ini berperan penting sebagai fondasi pertumbuhan fisik, mental, dan kemampuan sosialisasi mereka.

Oleh karena itu, orangtua harus mempersiapkan fase tumbuh kembang anak usia 5-12 tahun dengan sebaik-baiknya. Namun, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi si kecil pada rentang usia tersebut adalah nutrisi yang tidak memadai.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari Kementerian Kesehatan RI, angka stunting atau hambatan pertumbuhan pada anak-anak Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 31 persen. Selain itu, diperkirakan bahwa 70 persen dari anak-anak usia sekolah (5-12 tahun) hanya menyerap sebagian kecil nutrisi dari makanan mereka sehari-hari.

Artinya, masih banyak anak Indonesia yang masih kekurangan nutrisi seimbang untuk mendukung pertumbuhan optimal.

Terkait masalah tersebut, berikut ada 5 rekomendasi dari berbagai ahli yang bisa dilakukan oleh orangtua menurut keterangan Indomilk:

Olahraga atau Aktivitas Fisik Minimal 1 Jam Sehari

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, anak-anak mulai dari usia 6 tahun idealnya melakukan olahraga atau aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari. Kebiasaan ini sangat berguna untuk meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat otot dan tulang, mengontrol berat badan, sampai menghindari risiko penyakit seperti diabetes, kanker, dan obesitas.

Tak hanya itu, ketika berolahraga atau bermain bersama teman-teman sebaya, si kecil akan belajar tentang cara bersosialisasi, berpikir kreatif, memecahkan masalah dengan mandiri, hingga melatih sportivitas. Beberapa olahraga yang mudah dan dapat dilakukan dengan lebih aman di tengah pandemi misalnya: bersepeda, bermain frisbee, atau lompat tali.

Simak Video Berikut Ini:

Makanan dengan Gizi Seimbang

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013, energi yang dibutuhkan anak di usia sekolah berkisar antara 1.850-2.100 kkal.

Energi ini digunakan untuk berbagai fungsi tubuh, seperti: metabolisme (50 persen), Specific Dynamic Action (5-10 persen), pertumbuhan fisik (12 persen), aktivitas fisik (25 persen), dan sisanya terbuang melalui feses.

Karena itu, Kementerian Kesehatan RI pun menganjurkan energi anak-anak dipenuhi melalui makanan dengan proporsi 50-60 persen karbohidrat, 35 persen lemak, dan 10-15 persen protein. Menu seperti nasi goreng yang didominasi oleh karbohidrat bisa juga diimbangi dengan lauk pauk seperti ayam suwir, wortel, brokoli, dan telur, untuk mendapatkan asupan lemak sehat, vitamin, serat, dan proteinnya.

Minum Susu Bernutrisi untuk Dukung Tumbuh Kembang

Anak-anak usia 5-12 tahun membutuhkan kalsium yang tinggi, terutama karena mereka akan mengalami pubertas dan tumbuh kembang fisik yang signifikan. Berdasarkan rekomendasi AKG 2013, anak berusia 4-9 tahun membutuhkan 1000 mg kalsium per hari, sementara anak usia 10-18 tahun membutuhkan 1.200mg kalsium per hari.

Kalsium, seperti halnya yang terdapat pada Indomilk susu bubuk dengan Optinutri dalam kemasan, berperan dalam membentuk kepadatan tulang dan gigi. Sumber protein membantu membangun jaringan tubuh anak, sementara Omega 3 membantu perkembangan sel-sel otak serta menjaga kesehatan jantung anak.

Bentuk Pola Tidur yang Cukup dan Teratur

Pola tidur seringkali dipandang sebelah mata, padahal faktor ini berperan penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak. American Academy of Pediatrics menyarankan bahwa anak-anak berusia 6-12 tahun harus mendapatkan minimal 9 jam durasi tidur dalam sehari.

Masih ada orangtua yang belum sadar kalau kekurangan tidur bisa mengakibatkan gangguan visual-spasial dan kemampuan motorik, penurunan kekebalan tubuh, hingga mengakibatkan rasa cemas atau depresi pada anak. Biasanya kalau si kecil tidak bersemangat atau mudah lesu di aktivitasnya, ada kemungkinan tidurnya tidak cukup atau terganggu.

Agar anak mendapatkan tidur yang nyaman dan berkualitas, sebaiknya orangtua jangan membiasakan penggunaan gawai di larut malam. Biasakan untuk mengajak anak menyikat gigi, berganti baju tidur, dan menjaga rutinitas yang teratur agar pola tidur tidak berantakan.

Di samping itu, susu ternyata juga bisa membantu tidur anak. Studi oleh ilmuwan dari Universitas Sahmyook dan CJ Food R&D Center pada Journal of Medicinal Food menemukan bahwa memberikan susu dapat membantunya tidur dengan nyenyak di malam hari.

Memberi Contoh Baik

Ahli Psikologi dari University of California dan University of Maryland mengatakan bahwa anak berusia 5-11 tahun berada dalam proses perkembangan moral dan kognitif.

Agar mereka dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan baik, orangtua harus bisa memberikan contoh positif bagi si kecil, mengajarkan sopan santun, hormat kepada sesama, dan saling membantu.

Di samping itu, orangtua juga bisa memberikan tanggung jawab lebih besar bagi anak, seperti memberikan tugas rumah yang ringan. Perlahan-lahan, si kecil akan belajar untuk tanggap dan sadar akan pentingnya kemandirian dan tanggung jawab.

Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran

Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran
Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran (Liputan6.com/M. Iqbal)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya