Bangun dari Koma 10 Bulan, Remaja Inggris Tak Sadar Ada Pandemi dan Pernah Kena COVID-19

Awal Maret, remaja Inggris itu mengalami kecelakaan yang membuatnya koma selama 10 bulan. Ia juga pernah terinfeksi COVID-19.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Feb 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon
Ilustrasi rumah sakit terinfeksi COVID-19 /dok. Unsplash Insung Yoon

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 1 Maret 2020, Joseph Flavill ditabrak mobil saat ini sedang berjalan di Staffordshire, Inggris. Kondisi itu membuatnya koma selama 10 bulan, bahkan tak tahu tentang pandemi COVID-19.

Saat itu, penyebaran virus Corona masih terpusat di China sehingga belum banyak orang yang waspada akan adanya penyakit tersebut. Kejadian yang menimpa Joseph sendiri terjadi tiga pekan sebelum Inggris menerapkan lockdown.

Remaja 19 tahun itu mengalami koma usai menderita cedera otak traumatis. Namun saat ini, kondisinya perlahan mulai pulih.

"Dia tidak tahu apa-apa tentang pandemi karena tertidur selama 10 bulan," kata sang bibi Sally Flavill Smith seperti dikutip dari The Guardian pada Jumat (5/2/2021).

"Kesadarannya mulai meningkat sekarang, namun kami tidak tahu apa yang dia ketahui," katanya.

Dikutip dari People, bahkan Joseph sempat terjangkit COVID-19 dalam keadaan koma meski akhirnya dinyatakan sembuh.

Bibi Flavill lain, Kate Yarbo, mengatakan bahwa ketika dalam keadaan koma, remaja itu "sangat kesakitan" dan hal itu menjadi "perjalanan traumatis yang mengerikan baginya."

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Harus Jelaskan Tentang Pandemi

Kabar baik muncul akhir bulan lalu, saat Flavill tersenyum ketika dirinya diputarkan sebuah audio yang direkam di kokpit pesawat. Yarbo lalu menghubungi keponakannya melalui Zoom dan melihatnya berkedip kala mereka mengenang liburan ke Cornwall.

"Saya berkata, 'Apakah kamu sengaja berkedip?' dan dia berkedip dua kali. Kemudian kami tahu dia sedang berkomunikasi," ujarnya kepada CNN.

Sejak itu, Joseph mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan cepat. Ia memang belum bisa berbicara dengan jelas, namun sudah mulai mampu mengendalikan anggota tubuhnya. Ia juga mulai bisa tertawa.

Ketika Joseph tersadar, keluarga pun harus menjelaskan apa yang terjadi di tahun 2020 kepada remaja itu.

"Saya tidak tahu harus mulai dari mana. Setahun yang lalu jika seseorang memberi tahu saya apa yang akan terjadi selama setahun terakhir, saya rasa saya tidak akan mempercayainya," kata Sally.

 

Belum Bisa Ditemani Secara Langsung

Ilustrasi rumah sakit/Pixabay StockSnap
Ilustrasi rumah sakit/Pixabay StockSnap

Sally menyebut, keluarga sudah mencoba menjelaskan melalui panggilan video bahwa mereka tidak bisa bersamanya secara langsung karena pembatasan. Namun, mereka belum menjelaskan bahwa wabah yang terjadi saat ini sudah menjadi pandemi.

Ibu Joseph, Sharon, mengunjungi putranya pada bulan Desember lalu. Namun, ia harus mematuhi aturan jaga jarak dan mengenakan Alat Pelindung Diri sepanjang waktu.

"Pada saat itu, Joseph tidak sesadar sekarang, dan menurut saya ibunya sangat sedih karena dia tidak yakin bahwa Joseph dapat melihat siapa dia. Ia sudah menunggu berbulan-bulan untuk bisa pergi dan menemuinya," kata Sally.

Keluarga itu membuat laman web bernama Joseph's Journey untuk membagikan pembaruan mengenai pemulihannya. Di sana, mereka juga berupaya mengumpulkan donasi. Setidaknya, sudah lebih dari 30 ribu Euro yang terkumpul untuk membantu biaya perawatannya.

Infografis 6 Kriteria Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen

Infografis 6 Kriteria Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Kriteria Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya