Menkes Budi Ungkap Jurus Kemenkes Menurunkan Positivity Rate COVID-19

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa setiap masa libur, positivity rate COVID-19 di Indonesia naik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Feb 2021, 15:38 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 15:38 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja bertajuk Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional Tahun 2021-2024 di Ruang Komisi IX Gedung Nusantara I, DPR RI Jakarta, Senin, 1 Februari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa setiap masa libur, positivity rate COVID-19 di Indonesia naik.

Hingga kini, tingkat positivity rate Indonesia masih di kisaran 20 persen padahal tingkat positif yang terbilang baik berada di 5 persen, kata Budi. Bila menilik data, pada 16 Februari 2021 positiviy rate mencapai 38 persen.

Dalam presentasi yang disampaikan Budi, tertulis bahwa positivity rate merupakan salah satu indikator penting dalam penanganan pandemi. Positivity rate dihitung dengan membandingkan jumlah orang yang positif dengan jumlah orang yang diperiksa.

Setidaknya ada tiga faktor yang memengaruhi positivity rate yakni:

-Jumlah orang yang diperiksa yang tergantung pada kapasitas pemeriksaan.

-Target orang yang diperiksa yang bergantung pada prioritas pemeriksaan.

-Dan, pelaporan hasil swab.

Adapun strategi yang dimiliki Kementerian Kesehatan menurut presentasi tersebut yakni meningkatkan jumlah pemeriksaan dengan menggunakan rapid test antigen untuk pelacakan kontak dan diagnosis. Diikuti dengan scaling up akses dan waktu tunggu pemeriksaan dengan metode deteksi molekuler.

Strategi berikutnya adalah memperluas cakupan target pemeriksaan dengan mewajibkan semua kontak erat dan suspek untuk diperiksa.

Terakhir, meningkatkan pelaporan hasil swab dengan meningkatkan reliabilitas dan interkonektivitas sistem informasi COVID-19 serta mendorong kepatuhan input data.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

Dampak Libur Panjang

Budi juga menyampaikan, sejak 2 minggu terakhir jumlah pemeriksaan cenderung stabil, tapi menurun saat libur Imlek.

Menurutnya, jumlah pemeriksaan memang selalu menurun saat libur panjang dan akhir pekan.

“Jumlah kasus positif harian yang turun adalah dampak dari liburan panjang. Setiap ada liburan panjang dan mobilitas manusia tinggi akan terjadi kenaikan kasus konfirmasi antara 30 hingga 40 persen,” ujar Budi dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Rabu (17/2/2021).

Kenaikan tersebut kemudian akan terlihat turun di dua minggu berikutnya karena sifat virus SARS-CoV-2 yang akan mati dengan sendirinya dalam 14 hari, kata Budi.

Penurunan juga dapat disebabkan pengetatan pasca libur Natal dan tahun baru lewat program pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Ia juga menegaskan, penurunan ini bukan terjadi sejak empat hari terakhir saat jumlah tes juga turun. Namun, penurunan terjadi sejak dua minggu terakhir.

“Dari sini kami mengambil kesimpulan sebenarnya turunnya jumlah testing itu memang benar-benar disebabkan oleh libur. Turunnya jumlah konfirmasi dan jumlah pasien yang dirawat memang disebabkan laju penularannya berkurang.”

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19
Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya