Liputan6.com, Jakarta - GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan yang menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi yang membuat tidak nyaman.
"Bukan hanya muncul gejala seperti terbakar di dada, panas di dada, sakit dada, seperti sakit jantung, regurgitasi atau makanan asam naik ke mulut. Namun juga ada gejala lain seperti batuk, serak, sakit menelan, erosi gigi, nyeri dada, rasa pahit di lidah, rasa terganjal di kerongkongan," kata Dokter spesialis penyakit dalam, Rabbinu Rangga Pribadi dalam webinar "Kupas Tuntas Penyakit Asam Lambung" ditulis Senin (22/2/2021).
Baca Juga
Hal inilah, kata Rabbinu, yang seringkali membuat pasien GERD sulit beraktivitas atau bahkan tidak bisa tidur. Untuk itu, Anda bisa melakukan beberapa tips berikut.
Advertisement
- Berbaring minimal tiga jam setelah makan
- Hindari makan dalam jumlah besar pada saat malam hari
- Hindari mengemil di malam hari
- Tidur dengan meninggikan kepala (sekitar 20cm)
Hindari juga makanan tinggi asam dan lemak yang perlu dihindari saat GERD, seperti keju, cokelat, gorengan, tomat, jeruk nipis, peppermint, minuman beralkohol dan minuman bersoda.
Simak Video Berikut Ini:
Obat-obatan untuk mengobati GERD
Dokter Rabbinu juga menyebutkan beberapa obat-obatan yang bisa menyembuhkan GER seperti antasida, atau meminta saran dokter untuk obat-obatan seperti H-2 receptor blockers: ranitidin, famotidin dan omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol, esomeprazol.
"Terdapat durasi terapi pada pasien GERD yaitu 8 minggu. Setelah durasi tersebut, maka )kondisi pasien) akan dievaluasi dokter sehingga pasien GERD tidak perlu minum obat seumur hidup," jelasnya.
Advertisement