Olahan Berkedok Sayur yang Bisa Bikin Gendut dan Tidak Sehat

Baru-baru ini, ada anggapan bahwa mengonsumsi sayur dapat menghambat penurunan berat badan dalam program diet. Padahal, sayur dikenal sebagai makanan kaya serat dan menyehatkan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Mar 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2021, 06:00 WIB
Brokoli Keju
Brokoli Keju Foto oleh Bronze Digitals dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini, ada anggapan bahwa mengonsumsi sayur dapat menghambat penurunan berat badan dalam program diet. Padahal, sayur dikenal sebagai makanan kaya serat dan menyehatkan.

Menanggapi hal ini, ahli gizi komunitas, Dr dr Tan Shot Yen, mengatakan bahwa sayur sangat rendah kalori dan tidak bisa menjadi penyebab kegemukan.

Walau demikian, olahan berkedok sayur dapat menjadi sumber masalah dan pada akhirnya menyebabkan kegemukan serta tidak sehat bagi tubuh.

Tan mencontohkan salah satu resep sayur yang tidak sehat adalah brokoli saus keju. Resep tersebut menggunakan 100 gram brokoli, 1 buah kentang, 25 gram tepung terigu, 50 gram keju cheddar parut, 250 ml susu putih, 25 gram margarin, 1 sendok teh saus tomat, garam secukupnya, dan merica secukupnya.

“Asli, ini contoh bagus kenapa makan sayur jadi gendut dan sama sekali tidak sehat,” ujar Tan kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Senin (8/3/2021).  

Ia juga menyampaikan alasan mengapa resep tersebut tidak sehat. Pertama, karena lebih banyak produk ultra proses-nya ketimbang brokoli. Kedua, tepung, saos, margarine, keju (fake cheese). Ketiga, mengajak orang terus menggunakan trans fat.

“Padahal WHO sudah bersumpah menghapusnya per 2023.”

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut Ini

Pikiran Manipulatif

Tan berpendapat, dibutuhkan kerja keras bagi bangsa Indonesia untuk mengusung makna pangan sehat.

“Jangan sampai ahli gizi cuma reaktif dan galak saat sudah ada kejadian, " katanya

Menurutnya, banyak pikiran manipulatif berkembang saat ini. Seperti halnya mie instan yang dibilang lebih sehat jika dicampur beberapa irisan sayur dan telur.

Padahal, cara ini tetap salah karena mi adalah makanan dalam kemasan yang melalui banyak proses. 

“Sesuatu yang baik, tidak mungkin tetap baik jika lingkarannya toksik. Hal ini juga berlaku pada makanan.”

There is no right way to do the wrong thing. Kasihan banget literasi gizi kita. Produk ultra proses tak layak bersanding dengan produk Tuhan,” tutupnya.

 

Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran

Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran
Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran (Liputan6.com/M. Iqbal)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya