Liputan6.com, Jakarta - World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa mereka telah menyelidiki kasus penangguhan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca yang terjadi di beberapa negara, akibat adanya laporan pembekuan darah.
Selain itu, WHO juga meminta agar negara-negara di dunia tetap melanjutkan pemberian vaksin AstraZeneca, mengingat belum ditemukannya kaitan antara vaksinasi dengan suatu kematian.
Baca Juga
"Penting untuk dicatat bahwa European Medicines Agency mengatakan tidak ada indikasi hubungan antara vaksin dan pembekuan darah, dan vaksin tersebut dapat terus digunakan selama penyelidikan sedang berlangsung," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO pada Jumat pekan ini.
Advertisement
Mengutip laman resminya pada Minggu (14/3/2021), Global Advisory Committee on Vaccine Safety WHO juga tengah meninjau keamanan, dan secara cermat menilai laporan terkini tentang vaksin AstraZeneca.
"Segera setelah WHO memperoleh pemahaman penuh tentang peristiwa ini, temuan dan perubahan apa pun rekomendasi kami saat ini akan segera dikomunikasikan kepada publik," Tedros menambahkan.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tetap Lanjutkan Penggunaannya
Margaret Harris, Juru Bicara WHO, juga mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca karena kekhawatiran adanya pembekuan darah.
"AstraZeneca adalah vaksin yang sangat baik, seperti juga vaksin lain yang sedang digunakan," kata Harris dikutip dari CNA.
Dia menambahkan, WHO juga sudah meninjau data terkait kematian, dan hingga saat ini belum ada kematian yang terbukti diakibatkan vaksinasi. "Kita harus terus menggunakan vaksin AstraZeneca."
Tedros Adhanom Ghebreyesus pun menegaskan bahwa lebih dari 335 juta dosis vaksin COVID-19 sudah diberikan di seluruh dunia saat ini, dan tidak ada kematian yang disebabkan oleh vaksin tersebut.
"Namun setidaknya 2,6 juta orang telah terbunuh oleh virus tersebut. Dan lebih banyak lagi yang akan terus meninggal, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk distribusi vaksin yang cepat dan seadil mungkin," tegasnya.
Advertisement