Liputan6.com, Jakarta - Dalam upaya meningkatkan kapasitas tes COVID-19, PT Kalbe memperkenalkan alat tes RT LAMP Saliva.
RT LAMP saliva adalah tes molekuler yang termasuk dalam kategori NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) bersama dengan RT–PCR dan TCM (Tes Cepat Molekuler) sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/ MENKES/ 446/2021.
Baca Juga
Tes diagnostik COVID-19 dengan sampel air liur (saliva) ini menggunakan metode RT LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification) yang dapat mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus SARS CoV-2.
Advertisement
Sebagai tes molekuler, akurasi metode RT LAMP ini jauh lebih baik dibandingkan rapid test antigen yang mendeteksi protein virus.
Menurut Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/ BRIN), Bambang Brodjonegoro, ini merupakan inovasi yang sangat menjanjikan.
“Kita tahu, kesuksesan kita menangani COVID juga tergantung pada tingkat testing yang kita lakukan, semakin banyak testing maka kita juga semakin bayak bisa mengidentifikasi orang yang positif,” ujar Bambang dalam seminar daring Kalbe, Kamis (25/3/2021).
Dia, menambahkan, pentingnya tes COVID-19 menyebabkan tes RT PCR menjadi hal yang sangat penting pula. Namun, tes tersebut tidak murah dan mesinnya perlu diimpor.
“Sehingga kita perlu bisa meningkatkan testing untuk 250 juta penduduk Indonesia yang tersebar di berbagai bagian pulau. Jadi, kasus di Indonesia tidak bisa disamakan dengan kasus di negara dengan penduduk kecil," katanya.
“RT LAMP Saliva dalam pandangan saya dapat menjadi alternatif dalam mempercepat tes,” Bambang menambahkan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
Waktu Pemeriksaan Tidak Lama
Menurut Bambang, RT LAMP Saliva menjadi terobosan yang baik karena tidak membutuhkan waktu lama dalam pemeriksaannya. Dari proses pemberian sampel hingga mengetahui hasil lebih kurang dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.
Selain itu, cara pengambilan sampel pun nyaman tidak seperti swab yang harus memasukkan alat ke dalam hidung atau mulut. Dalam tes ini, orang-orang hanya perlu meludah ke tabung khusus yang telah disediakan sehingga tak perlu khawatir merasa sakit atau tidak nyaman.
“Ini berdasarkan keluhan berbagai orang, mereka siap melakukan tes tapi harus dicolok, mereka merasa tidak nyaman. Ini adalah cara agar masyarakat tetap menjalankan protokol tapi tetap merasa nyaman.”
Selain tidak merasa sakit, sampel saliva yang didapatkan pun bisa lebih banyak ketimbang pengambilan sampel di rongga mulut atau hidung dengan metode usap.
“Ini akan membuat orang lebih mau untuk diperiksa,” tutupnya.
Advertisement