Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Inggris pada Kamis 1 April 2021 melaporkan bahwa mereka telah mengidentifikasi 30 kasus pembekuan darah langka setelah penggunaan vaksin AstraZeneca COVID-19. Jumlah ini lebih banyak, bertambah 25 kasus dari yang dilaporkan sebelumnya.
Sementara itu, regulator obat setempat mengatakan tidak menerima laporan peristiwa pembekuan darah setelah penggunaan vaksin yang dibuat oleh BioNTech dan Pfizer tersebut.
Baca Juga
Melansir CNA, pejabat kesehatan mengatakan mereka masih percaya bahwa manfaat vaksin dalam pencegahan COVID-19 jauh lebih besar daripada kemungkinan risiko pembekuan darah.
Advertisement
Beberapa negara membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca, sementara negara lain tetap melanjutkan inokulasi. Penyelidikan mengenai vaksin tersebut terus berlanjut dan laporan kasus pembekuan darah disebut jarang terjadi, atau terkadang parah.
Pada 18 Maret, regulator obat-obatan Inggris mengatakan bahwa ada lima kasus pembekuan darah otak yang langka di antara 11 juta suntikan yang diberikan.
Pada Kamis, terhitung ada 22 laporan trombosis sinus vena serebral, penyakit pembekuan otak yang sangat langka, dan delapan laporan peristiwa pembekuan lainnya yang terkait dengan trombosit darah rendah dari total 18,1 juta dosis yang diberikan.
Melihat hal ini, agensi obat Eropa (EMA) Pharmacovigilance Risk Assessment Committee (PRAC) melakukan peninjauan terhadap kasus-kasus yang sangat jarang dari pembekuan darah yang tidak biasa yang terkait dengan jumlah trombosit yang rendah pada orang yang divaksinasi dengan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca.
PRAC mengadakan pertemuan kelompok ahli pada Senin 29 Maret untuk memberikan masukan lebih lanjut ke dalam penilaian yang sedang berlangsung.
Pakar eksternal independen dengan berbagai spesialisasi medis, termasuk ahli hematologi, ahli saraf, dan ahli epidemiologi, membahas aspek-aspek khusus seperti mekanisme yang memungkinkan, identifikasi faktor risiko yang mendasari, dan membicarakan soal data tambahan apa yang diperlukan untuk mengkarakterisasi lebih lanjut peristiwa yang diamati dan potensi risikonya.
Simak Video Berikut Ini
Hasil Pertemuan
Hasil dari pertemuan ini akan dibahas oleh PRAC dan dimasukkan ke dalam evaluasi yang sedang berlangsung.
Saat ini tinjauan tersebut belum mengidentifikasi faktor risiko tertentu, seperti usia, jenis kelamin atau riwayat medis gangguan pembekuan darah sebelumnya.
“Hubungan kausal dengan vaksin tidak terbukti, tetapi mungkin dan analisis lebih lanjut terus berlanjut,” ujar pihak PRAC mengutip ema.europa.eu, Jumat (2/4/2021).
Sebagaimana dikomunikasikan pada 18 Maret, EMA berpandangan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca dalam mencegah COVID-19, dengan risiko rawat inap dan kematian terkait, lebih besar daripada risiko efek samping.
Orang yang divaksinasi harus menyadari kemungkinan kecil terjadinya jenis pembekuan darah yang sangat langka ini. Jika mereka memiliki gejala yang menunjukkan masalah pembekuan seperti yang dijelaskan dalam informasi produk, mereka harus segera mencari pertolongan medis dan memberi tahu profesional perawatan kesehatan tentang vaksinasi terbaru mereka, pihak EMA.
Kasus-kasus ini sedang dianalisis dalam penilaian berkelanjutan PRAC. Berdasarkan semua data yang tersedia saat ini, PRAC diharapkan mengeluarkan rekomendasi terbaru dalam rapat pleno pada 6–9 April 2021
Setelah peninjauan selesai, PRAC akan membuat rekomendasi yang diperlukan untuk meminimalkan risiko dan melindungi kesehatan pasien. Rekomendasi PRAC kemudian akan dikirim ke Committee for Medicinal Products for Human Use (CHMP), yang bertanggung jawab atas pertanyaan tentang obat-obatan untuk digunakan oleh manusia, yang dengan cepat akan mengadopsi pendapat agensi.
Advertisement