5 Efek Samping Paling Banyak Dilaporkan Usai Vaksinasi COVID-19

Komnas KIPI ungkap 5 efek samping yang paling banyak dilaporkan usai vaksinasi COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Apr 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2021, 14:00 WIB
FOTO: Hore, Atlet Indonesia Mulai Suntik Vaksin Covid-19
vaksinasi Covid-19 ini juga akan diberikan kepada seluruh Atlet yang akan bertanding dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua mendatang. (Foto: Dok. Kemenpora)

Liputan6.com, Jakarta Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) mengungkapkan, 5 efek samping yang paling banyak dilaporkan usai vaksinasi COVID-19. Efek samping pasca imunisasi tersebut rata-rata menghilang dengan sendirinya, tanpa pemberian obat.

"Laporan KIPI tertinggi lima besar, yaitu sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan pusing," ungkap Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari saat temu media virtual pada Minggu, 4 April 2021.

"Sebagian besar laporan yang masuk ke kami ya itu. Tapi semua (gejala) menghilang satu-dua hari tanpa pengobatan, kadang ada yang sampai diobati juga."

Dalam penanganan KIPI, seluruh reaksi yang masuk ke Komnas KIPI akan dicatat dan ditelaah. Laporan yang masuk pun dari masing-masing Komite Daerah (Komda) KIPI. Penelaahan kasus KIPI juga melihat seberapa besar proporsi kejadian reaksi, misal demam yang dialami apakah cukup berat atau tidak.

"Buat teman-teman di Komda, gejala KIPI mudah diamati, lalu dibuat proporsinya seberapa besar. Jadi, yang namanya demam, pusing, bengkak, kemerahan ada berapa persentasenya, nah itu yang kami catat," jelas Hindra.

"Kemudian kami juga melihat laporan yang masuk soal mual muntah. Ada juga reaksi bersifat lokal dari suntikan, di lokasi suntikan, misal pegal-pegal."

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Reaksi KIPI, Cermin Tubuh Respons Kekebalan

Ribuan Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran
Petugas medis akan menyuntikkan vaksin Coronavac kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Sebanyak 2.630 tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet divaksinasi Covid-19 secara bertahap. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Proporsi reaksi KIPI yang dilaporkan dapat memengaruhi keberlanjutan penggunaan vaksin COVID-19. Apakah dihentikan sementara atau tetap bisa dilanjutkan.

"Vaksin kan mengandung zat-zat yang timbulkan reaksi ke tubuh. Reaksi yang kita sebut KIPI ini ada proporsi. Kalau ada demam, ternyata proporsi gejalanya berbeda dengan demam biasa begitu, nah itu harus dihentikan sementara dulu pemberian vaksin," terang Hindra Irawan Satari.

"Istilahnya disuspend sementara. Lalu sambil kami menelaah. Kalau hasil kajian ternyata aman, penyuntikkan menggunakan vaksin COVID-19 yang dimaksud dapat kembali dilanjutkan."

Laporan KIPI lain yang masuk ke Komnas KIPI, yaitu setelah disuntik, ada yang mengalami syok kolaps (syok anafilaksis)--syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Kondisi tersebut seluruhnya sudah mampu ditangani tenaga kesehatan di daerah.

"Sudah sembuh semua," imbuh Hindra.

KIPI, kata Hindra, merupakan reaksi yang wajar setelah divaksin. Itu mencerminkan tubuh merespons kekebalan. Ketika divaksin, tubuh kita diberikan suatu antigen. Reaksi KIPI yang dialami menunjukkan, vaksin berarti berkhasiat.


Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh

Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya