Satu Kasus Varian Virus Corona E484K Ditemukan di DKI Jakarta

Virus Corona varian E484K ternyata sudah masuk DKI Jakarta

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Apr 2021, 18:58 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2021, 18:53 WIB
Ilustrasi virus Corona, COVID-19
Ilustrasi virus Corona, COVID-19. (Photo by Martin Sanchez on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, ada satu kasus varian virus Corona E484K yang ditemukan di DKI Jakarta. Temuan tersebut merupakan laporan kasus pertama dari varian E484K.

"Ada satu kasus (virus Corona E484K) di DKI Jakarta," ujar Nadia melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 5 April 2021.

Temuan kasus virus Corona E484K tersebut sebenarnya sudah ada sejak Februari 2021. Namun, baru dilaporkan beberapa hari lalu di GISAID (bank data virus influenza) oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.

Hingga saat ini, Kemenkes masih melakukan pemantauan dan mengumpulkan informasi lebih lanjut terhadap penularan kasus varian virus Corona E484K. Sejak temuan kasus pertama di DKI Jakarta, belum ada kasus serupa yang dilaporkan di daerah lain.

"Spesimennya (sudah ada) Februari, tetapi dilaporkannya mungkin 2-3 hari yang lalu di GISAID oleh Eijkman," kata Nadia.

"(Sekarang) kami lagi monitor saja karena spesimennya kan baru Februari dan sampai saat ini kita tidak menemukan varian baru lagi (di daerah lain)," Nadia menambahkan.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Varian Virus Corona E484K, Indonesia Tingkatkan Surveilans

Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menerangkan vaksinasi dilakukan kepada seluruh calon haji, khususnya mereka yang sudah lansia saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (23/3/2021). (Tim Komunikasi Publik/Marji)

Varian virus Corona E484K pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Desember 2020. Pada Februari 2021, varian tersebut juga ditemukan di Brasil dan menyebar ke 12 negara lain, antara lain, Inggris, Botswana, Perancis, Australia, Jerman, Swiss, Jepang, Swedia, Korea Selatan, Finlandia, Irlandia, dan Belanda.

Merespons varian E484K, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, Indonesia terus meningkatkan surveilans Whole Genome Sequencing (WGS). Ini bertujuan memetakan varian Sars-CoV-2 penyebab COVID-19 yang masuk ke Indonesia.

Langkah yang dilakukan berupa skrining terhadap kedatangan Warga Negara Asing (WNA) dan Warga Negara Indonesia (WNI) juga dilakukan.

"Tentunya, Pemerintah mempertahankan proses skrining WNA dan WNI yang datang dari luar negeri masuk ke Indonesia," kata Wiku saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta beberapa hari lalu.

Kemunculan varian virus Corona yang dinamakan E484K merupakan hasil mutasi dari varian B117. Mutasi E484K terjadi pada protein spike. Mutasi serupa ditemukan pada varian Afrika Selatan dan Brasil. (Selengkapnya: Muncul Varian Virus Corona E484K, Indonesia Tingkatkan Surveilans)

Infografis Varian Baru Virus Covid-19 Lebih Mematikan?

Infografis Varian Baru Virus Covid-19 Lebih Mematikan? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Varian Baru Virus Covid-19 Lebih Mematikan? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya