Liputan6.com, Lewoleba Lembata Tidak ada rumah sakit (RS) di Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur (NTT), hal ini membuat korban Siklon Tropis Seroja dievakuasi ke Larantuka. Korban terdampak tersebut banyak yang mengalami luka-luka dan patah tulang.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan, seluruh korban yang luka dan patah tulang di Adonara diupayakan evakuasi hari ini, 6 April 2021 ke Larantuka. Upaya ini agar para korban segera mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk di Adonara, pasien yang luka-luka dan patah tulang, kami usahan hari ini dievakuasi dari Adonara ke Larantuka, mengingat tidak tersedianya rumah sakit di Adonara," ujar Doni usai Rapat Terbatas Penanganan Bencana Provinsi NTT dan NTB di Lewoleba Lembata, NTT, Selasa, 6 April 2021.
Pulau Adonara dan Kabupaten Lembata merupakan dua wilayah NTT yang paling parah terdampak bencana banjir akibat Siklon Tropis Seroja. Sejumlah korban di wilayah tersebut ada yang hilang dan masih belum ditemukan.
Untuk penanganan di Lembata NTT, korban terdampak sudah tertangani dengan baik di fasilitas kesehatan, salah satunya RSUD Lewoleba. Dalam mendukung penanganan korban di Lembata, Kementerian Kesehatan akan mengirimkan dokter.
"Untuk di Lembata, rumah sakit semuanya sudah melayani pasien dengan baik. Tadi saya bersama Pak Bupati juga sudah meninjau ke salah satu rumah sakit. Dari Kemenkes akan mengirimkan 4 dokter ke Lembata. Dokter yang akan didatangkan dari Surabaya, Kupang, dan Makassar," jelas Doni Monardo.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Cek Dapur Umum
Pada hari ini, 6 April 2021, Doni Monardo meninjau RSUD Lewoleba di Kabupaten Lembata. Tiba di Bandara Wunopito Lembata setelah terbang 15 menit dari Larantuka dengan pesawat jenis ATR dan mendarat pukul 08.35 waktu setempat, ia langsung meninjau sejumlah lokasi.
Dalam sebuah video yang diterima Health Liputan6.com, Doni sempat berbincang dengan salah satu pasien yang sedang dirawat di RSUD Lewoleba. Ia menanyai kondisi pasien.
Doni juga melakukan peninjauan ke dapur umum di Lewoleba. Suasana dapur umum beratapkan tenda, aktivitas para perempuan menyiapkan makanan, memotong sayuran, dan sejumlah kompor terus menyala. Tampak saat momen sarapan pagi tadi, anak-anak ikut mengantre untuk mendapatkan makanan.
Di dapur umum, Doni sempat bertanya dengan warga yang memasak, bagaimana cara membagikan makanan yang sudah dimasak kepada para pengungsi. "Oh, jadi masak di sini (tenda) baru nanti dibagikan ya."
"Sekali masak buat berapa orang? Buat berapa bungkus?" tanya Doni lagi.
"Jumlah seluruhnya 300 bungkus," jawab petugas yang memasak.
Advertisement