Ketahui Efek Alkohol pada Saluran Cerna dari Mulut ke Lambung

Alkohol memiliki dampak negatif pada saluran cerna. Secara keseluruhan, saluran cerna bukan hanya mencakup maag dan lambung.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Apr 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 08:00 WIB
Asam Lambung
Ilustrasi Asam Lambung Credit: pexels.com/Ariana

Liputan6.com, Jakarta - Alkohol memiliki dampak negatif pada saluran cerna. Secara keseluruhan, saluran cerna bukan hanya mencakup maag dan lambung.

Menurut Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH dari Divisi Gastroenterologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sebenarnya saluran cerna itu meliputi bibir, rongga mulut, tenggorokan, esofagus (pipa makanan dari mulut ke lambung), lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan anus.

Jika saluran cerna ini terpapar alkohol maka efeknya bermacam-macam, lanjutnya. Pada rongga mulut dan esofagus biasanya menimbulkan efek langsung berupa gangguan pada lapisan mulut (mukosa) baik pada lidah maupun esofagus. Gangguan ini biasanya berupa radang, robekan, atau pecahnya keutuhan dari dinding esofagus.

“Paparan yang sifatnya berulang-ulang itu bisa menimbulkan kerusakan pada kelenjar ludah dan ini bisa menyebabkan turunnya produksi air liur,” ujarnya dalam seminar daring Medicine UI ditulis Senin (12/4/2021).

Paparan kronis juga dapat menyebabkan penurunan fungsi esofagus sehingga dapat menimbulkan refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit GERD. Dampak lain yang lebih serius adalah kanker mulut dan esofagus.

“Kenapa bisa timbul kanker? Karena alkohol setelah dimetabolisme akan berubah menjadi satu zat racun yang bila masuk ke dalam sel dapat mengubah DNA sel dan perubahan DNA seperti ini akan memicu kanker.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini


Efek pada Lambung

Setelah masuk melalui mulut dan esofagus, alkohol akhirnya tiba di lambung. Di sini alkohol dipecah oleh asam lambung dan enzim.

Maka, akan terjadi peningkatan sekresi asam lambung pada konsumsi yang sedang. Namun, penelitian baru menunjukkan reaksi ini tidak hanya terjadi pada konsumsi alkohol sedang tapi konsumsi rendah pun dapat menjadi pemicu sekresi asam lambung.

“Kemudian, penurunan sekresi asam lambung pada konsumsi banyak dan kronik memicu tumbuhnya bakteri di dalam usus. Tentu kehadiran bakteri yang bukan pada tempatnya ini akan memicu kerusakan lebih lanjut.”

Masuknya alkohol ke dalam lambung juga dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung secara akut dan hal tersebut bisa memicu radang lambung dan radang ini merupakan sumber gangguan lambung yang dapat berubah menjadi kronik dan berakhir dengan kanker lambung.

Selain itu ada pula gangguan motilitas atau gerakan lambung yang dapat ditandai dengan begah dan kembung, tutup Murdani.  


Infografis Poin-Poin Penting Usulan RUU Larangan Minuman Beralkohol

Infografis Poin-Poin Penting Usulan RUU Larangan Minuman Beralkohol. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Poin-Poin Penting Usulan RUU Larangan Minuman Beralkohol. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya