Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Indonesia mengungkapkan bahwa Emergency Use Listing (EUL) atau Daftar Penggunaan Darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk vaksin COVID-19 Sinovac, kemungkinan akan diberikan di akhir Mei 2021.
"Vaksin Sinovac telah mengikuti prosedur pengurusan EUL dan prediksi pemberian EUL yaitu pada akhir bulan Mei 2021," kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito.
Baca Juga
Dalam konferensi persnya pada Kamis (16/4/2021), Wiku mengatakan bahwa untuk vaksin COVID-19 AstraZeneca yang juga telah dipakai di Indonesia, sudah mendapatkan EUL dari WHO sejak Februari 2021.
Advertisement
Baik vaksin Sinovac dan AstraZeneca sendiri sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk digunakan di Indonesia.
Wiku mengungkapkan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan antara EUL dan EUA, meski keduanya sama-sama merupakan bentuk izin penggunaan terbatas vaksin atau obat-obatan dan alat diagnostik in-vitro.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Persamaan EUA dan EUL
Dari segi persamaan, Wiku mengatakan bahwa baik EUL dan EUA memiliki syarat kandidat yaitu digunakan untuk penyakit yang serius dan mematikan, serta memiliki peluang menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
Selain itu, syarat lain adalah belum adanya produk farmasi yang telah ada sebelumnya, yang mampu menghilangkan atau mengeradikasi penyakit maupun mencegah wabah.
Persamaan EUA dan EUL lainnya adalah, tahapan produksi dilakukan berdasarkan kaidah ilmiah dengan standar yang berlaku seperti good clinical practices, proof concept, good clinical laboratory practice, serta good manufacturing practices.
"Perbedaannya ialah pada badan otoritas yang mengeluarkannya dan beberapa perbedaan fungsi," kata Wiku.
Advertisement
Perbedaan EUA dan EUL
EUL dikeluarkan oleh WHO sebagai badan yang memiliki otoritas penuh untuk mengeluarkan izin tersebut. Sementara, EUA dikeluarkan otoritas regulator nasional yang memiliki wewenang penuh dalam pengawasan obat maupun makanan.
Untuk fungsi, EUL diberikan sebagai prasyarat pasokan vaksin COVAX, serta membantu suatu negara memutuskan kelayakan penggunaan, produksi, atau impor vaksin, untuk memutuskan keluarnya EUA.
"Sedangkan EUA spesifik hanya untuk izin edar terbatas di suatu negara," kata Wiku.
Dia menambahkan, WHO memberikan otoritas penuh terhadap masing-masing otoritas regulator nasional untuk memberikan EUA, yang umumnya mengacu pada standar global dengan syarat dapat ditetapkan berdasarkan data dari penilaian yang transparan.
"Namun, WHO tetap mengharapkan vaksin yang telah mendapatkan EUA dari tiap negara, dapat mengurus EUL-nya di masa yang akan datang," imbuh Wiku.
Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca
Advertisement