Emergency Use Listing Vaksin COVID-19 Sinovac dari WHO Diprediksi Keluar Akhir Mei 2021

Satgas mengatakan bahwa vaksin COVID-19 Sinovac masih dalam tahap mengurus Emergency Use Listing atau Daftar Penggunaan Darurat dari WHO

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Apr 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2021, 10:00 WIB
Ketua IDI Terpilih Vaksinasi COVID-19 Bersama Nakes RSUD Cengkareng
Petugas vaksinator menunujukkan vaksin CoronaVac dari SinoVac di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (14/01/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Indonesia mengungkapkan bahwa Emergency Use Listing (EUL) atau Daftar Penggunaan Darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk vaksin COVID-19 Sinovac, kemungkinan akan diberikan di akhir Mei 2021.

"Vaksin Sinovac telah mengikuti prosedur pengurusan EUL dan prediksi pemberian EUL yaitu pada akhir bulan Mei 2021," kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito.

Dalam konferensi persnya pada Kamis (16/4/2021), Wiku mengatakan bahwa untuk vaksin COVID-19 AstraZeneca yang juga telah dipakai di Indonesia, sudah mendapatkan EUL dari WHO sejak Februari 2021.

Baik vaksin Sinovac dan AstraZeneca sendiri sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk digunakan di Indonesia.

Wiku mengungkapkan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan antara EUL dan EUA, meski keduanya sama-sama merupakan bentuk izin penggunaan terbatas vaksin atau obat-obatan dan alat diagnostik in-vitro.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Persamaan EUA dan EUL

Dari segi persamaan, Wiku mengatakan bahwa baik EUL dan EUA memiliki syarat kandidat yaitu digunakan untuk penyakit yang serius dan mematikan, serta memiliki peluang menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

Selain itu, syarat lain adalah belum adanya produk farmasi yang telah ada sebelumnya, yang mampu menghilangkan atau mengeradikasi penyakit maupun mencegah wabah.

Persamaan EUA dan EUL lainnya adalah, tahapan produksi dilakukan berdasarkan kaidah ilmiah dengan standar yang berlaku seperti good clinical practices, proof concept, good clinical laboratory practice, serta good manufacturing practices.

"Perbedaannya ialah pada badan otoritas yang mengeluarkannya dan beberapa perbedaan fungsi," kata Wiku.


Perbedaan EUA dan EUL

Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan tren kematian harian COVID-19 tingkat global mengalami kenaikan periode 24 Februari-24 Maret 2021 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (25/3/2021). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19)

EUL dikeluarkan oleh WHO sebagai badan yang memiliki otoritas penuh untuk mengeluarkan izin tersebut. Sementara, EUA dikeluarkan otoritas regulator nasional yang memiliki wewenang penuh dalam pengawasan obat maupun makanan.

Untuk fungsi, EUL diberikan sebagai prasyarat pasokan vaksin COVAX, serta membantu suatu negara memutuskan kelayakan penggunaan, produksi, atau impor vaksin, untuk memutuskan keluarnya EUA.

"Sedangkan EUA spesifik hanya untuk izin edar terbatas di suatu negara," kata Wiku.

Dia menambahkan, WHO memberikan otoritas penuh terhadap masing-masing otoritas regulator nasional untuk memberikan EUA, yang umumnya mengacu pada standar global dengan syarat dapat ditetapkan berdasarkan data dari penilaian yang transparan.

"Namun, WHO tetap mengharapkan vaksin yang telah mendapatkan EUA dari tiap negara, dapat mengurus EUL-nya di masa yang akan datang," imbuh Wiku.


Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya