Liputan6.com, Jakarta Menurunnya angka imunisasi wajib bagi anak di masa pandemi COVID-19 membuat banyak pakar mendorong orangtua untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan dan mendapatkan divaksinasi.
Namun, akibat pandemi, tak jarang orangtua takut untuk pergi ke pelayanan kesehatan karena mengkhawatirkan adanya kerumunan atau penularan penyakit di tempat tersebut.
Baca Juga
Soedjatmiko, dokter spesialis anak Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) mengungkapkan bahwa mereka bersama Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun panduan pelaksanaan imunisasi rutin di masa pandemi.
Advertisement
"Jadi semua layanan imunisasi di puskemas, rumah sakit, atau posyandu mulai dibuka dan dengan memperhatikan protokol kesehatan: jaga jarak, pakai masker, cuci tangan," kata Soedjatmiko dalam sebuah dialog virtual beberapa waktu lalu, ditulis Senin (26/4/2021).
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Bisa Survei Dulu
Soedjatmiko pun mengatakan bahwa orangtua tak perlu ragu untuk membawa anaknya ke layanan kesehatan untuk diberikan imunisasi.
"Kalau ragu-ragu, bapaknya suruh survei dulu mana puskesmas yang kira-kira tidak berkerumun," katanya. "Karena layanan imunisasi itu dipisah dari layanan orang sakit."
Selain itu, Soedjatmiko juga mengatakan orangtua bisa terlebih dulu melihat antrean di layanan kesehatan, serta mengatur jadwal kedatangannya. "Lihat antreannya yang panjang mana, yang pendek mana. Cari yang siang barangkali," katanya.
Tentu saja, apabila orangtua membawa anaknya ke puskesmas atau layanan kesehatan, tetaplah mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. "Jangan lupa ibunya pakai masker, anaknya kalau bisa pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, jangan berkerumun," kata Soedjatmiko.
"Setelah imunisasi juga langsung pulang. Jangan malah main ke tetangga ngobrol-ngobrol, karena bisa terjadi penularan dalam proses itu. Bukan dalam proses imunisasinya sendiri," imbuhnya.
Advertisement