Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan varian virus Corona India, Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama menegaskan Indonesia harus waspada. Ia merinci varian virus Corona yang menyebar di India, salah satunya B.1.617.
"Yang banyak dibahas adalah mutan yang bermula dilaporkan dari India, bahkan disebut double mutant," jelas Tjandra saat dikonfirmasi Health Liputan6.com pada Selasa, 27 April 2021.
"Beberapa hal tentang mutasi ganda atau mutasi double, yaitu B.1.617 ini dilaporkan dari India, kini sudah menyebar ke lebih dari 20 negara, termasuk ke Inggris."
Advertisement
Tjandra Yoga melanjutkan, sebenarnya ada sekitar 11 perubahan, tetapi memang ada dua mutasi virus Corona yang dianggap paling banyak berpengaruh pada perjalanan penyakit COVID-19, yaitu E484Q yang sedikit banyak ada kemiripan dengan mutasi E484K, yang pertama kali di deteksi di Afrika Selatan dan Brasil.
"Itu sudah ada juga di Indonesia serta mutasi L452R yang juga ditemukan di California, Amerika Serikat. Gabungan keduanya (E484Q dan L452R) inilah yang jadi bahan bahasan, walaupun penelitian masih terus berjalan sampai nanti ada kesimpulan yang lebih pasti," lanjutnya.
"Penelitian masih terus berjalan dan publikasi ilmiah awal sudah ada di jurnal internasional Nature tertanggal 21 April 2021 dan Jurnal internasional Cell pada 21 April 2021."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Jenis Varian of Concern Virus Corona di India dan Antisipasi Indonesia
Tjandra Yoga Aditama menambahkan, India memang sudah melaporkan adanya jenis “Variant of Concern” (VOC) Virus Corona yang sudah dikenal luas. Pertama, B.1.1.7 yang pertama kali dideteksi di Inggris pada 20 September 2020 dan kini sudah ada di 130 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Kedua, B.1.351 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan awal Agustus 2020 dan sekarang sudah ada menyebar lebih dari 80 negara. Dilaporkan juga mungkin varian ini memengaruhi efikasi vaksin COVID, termasuk Astra Zeneca.
Ketiga, P 1 atau B.1.1.28.1 yang awalnya dilaporkan di Brasil dan Jepang, kemudian sudah menyebar ke sekitar 50 negara di dunia.
"Ketiga jenis VOC ini tentu mungkin jadi salah satu penyebab kenaikan kasus COVID-19 di India.
Oleh karena itu, perkembangan mutasi virus Corona di India dan mungkin nanti juga di negara lain memang membuat Indonesia harus terus waspada. Bila ada pelawat dari luar negeri, sebaiknya dilakukan pemeriksaan PCR ulangan setibanya di Indonesia.
"Kalau hasilnya negatif, maka tetap saja harus dikarantina sesuai masa inkubasinya. Kalau positif maka tentu haris ditangani, diisolasi dan diperiksa whole genome sequencing-nya, sehingga kita dapat mengantisipasi berbagai varian dan mutan baru COVID-19," terang Tjandra, yang pernah menjabat sebagai Direktur WHO SEARO.
Advertisement