Studi: Satu Dosis Vaksin Dapat Mengurangi Setengah Penularan COVID-19

Orang-orang yang menerima vaksin COVID-19 memiliki kemungkinan lebih kecil menularkan virus ke orang lain

oleh Fitri Syarifah diperbarui 29 Apr 2021, 09:18 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2021, 09:00 WIB
Vaksin Bagi Guru Jelang Belajar Tatap Muka Terbatas
Paramedis melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 kepada guru di Teraskota Mall. Tangerang Selatan, Banten, Rabu (28/04/2021). Vaksinasi dalam rangka persiapan kegiatan belajar tatap muka secara terbatas di wilayah Tangsel pada Juli mendatang. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Public Health England (PHE) menunjukkan orang-orang yang menerima vaksin COVID-19 memiliki kemungkinan lebih kecil (antara 38 persen dan 49 persen) untuk menularkan virus daripada orang yang tidak divaksinasi, meskipun tiga minggu kemudian terinfeksi COVID-19.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menggambarkan hasil penelitian ini sebagai "berita luar biasa". Ia pun mendorong setiap orang untuk mendapatkan vaksin segera jika memenuhi syarat.

Seperti dimuat BBC, peneliti mengatakan perlindungan ini juga menurunkan risiko orang yang mengembangkan gejala infeksi awal yaitu sekitar 60 persen-65 persen empat minggu setelah satu dosis vaksin Pfizer atau AstraZeneca.

Kepala Imunisasi di PHE, Dr Mary Ramsay mengatakan, "Vaksin sangat penting dalam membantu kita kembali ke cara hidup normal. Vaksin tidak hanya mengurangi keparahan penyakit dan mencegah ratusan kematian setiap hari, tapi juga kami melihat manfaat lain vaksin dalam mengurangi kemungkinan menularkan COVID-19 ke orang lain."

Namun, meskipun temuan ini cukup menggembirakan, menurut dia penting bagi orang-orang untuk terus bertindak sesuai protokol kesehatan, "Praktikkan kebersihan tangan yang baik dan ikuti panduan jarak sosial," kata Mary.

 

Simak Video Berikut Ini:

Vaksin tidak 100 persen mencegah gejala parah

Ahli epidemiologi dari University of Warwick, Mike Tildesley, mengatakan temuan itu signifikan, tetapi mendesak orang untuk terus menerima tawaran vaksinasi.

"Kita perlu ingat bahwa vaksin ini tidak 100% efektif baik untuk mencegah gejala parah atau membiarkan diri Anda terinfeksi. Tetapi bukti menunjukkan bahwa vaksin ini memberikan setidaknya beberapa tingkat perlindungan dari penularan virus jika Anda benar-benar terinfeksi," katanya, dikutip dari BBC.

Namun, bagaimana pun ini adalah bukti terbaru yang menunjukkan bahwa vaksin memperlambat penularan virus serta menyelamatkan nyawa.

Terkait varian virus yang lebih baru--yang mungkin lebih resisten terhadap vaksin mungkin dapat menyebabkan lonjakan infeksi baru. Para ahli berpendapat, vaksin saat ini akan memberikan tingkat perlindungan yang signifikan, terutama terhadap penyakit parah.

Studi PHE sebelumnya menunjukkan, vaksin Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca sangat efektif dalam mengurangi infeksi COVID-19 di antara orang tua, dengan 10.400 kematian yang dapat dicegah pada usia di atas 60-an pada akhir Maret.

PHE juga melakukan studi terpisah tentang pengaruh vaksinasi terhadap penularan pada populasi yang lebih luas.

Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19.

Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya