Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung koroner masih menjadi ancaman yang mematikan di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang disebabkan adanya penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah ini karena banyaknya lemak yang menumpuk atau kalsium yang mengendap pada jantung. Saat pembuluh darah menyempit, maka akan sulit bagi jantung untuk mendapatkan pasokan darah serta oksigen yang cukup.
Baca Juga
Gagal di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia Akan Sukses di SEA Games dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Link Live Streaming LaLiga Barcelona vs Atletico Madrid, Minggu 22 Desember 2024 Pukul 03.00 WIB di Vidio
Tak Bertepuk Sebelah Tangan, 1 Raksasa LaLiga Minat Angkut Marcus Rashford dari Manchester United
Untuk mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah diperlukan tindakan medis berupa pemasangan ring jantung atau stent. Ini adalah sebuah prosedur yang bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah koroner yang telah menyempit ataupun tersumbat pada bagian jantung.
Advertisement
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Rumah Sakit EMC Sentul, dr. Bambang Widyantoro, Sp.JP, PhD dalam istilah medis disebut dengan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau angioplasty koroner.
"Pemasangan ring jantung ini berguna untuk mengembalikan fungsi pembuluh darah koroner, yaitu untuk mengalirkan suplai darah yang cukup ke otot jantung," dr. Bambang Widyantoro.
Tanda Ring Jantung Perlu Segera Dipasang
Jantung Koroner Stabil
dr. Bambang Widyantoro menyebutkan gejala awal penyakit jantung koroner dapat berupa nyeri atau sakit di dada yang dirasakan saat aktivitas (istilah medis disebut angina pektoris), yang dapat hilang atau berkurang dengan istirahat.
Hal ini terjadi karena saat aktivitas denyut jantung bertambah cepat dan otot jantung membutuhkan oksigen lebih banyak. Terjadilah ketidakseimbangan antara “supply” dan “demand” oleh adanya penyumbatan di pembuluh darah koroner. Kondisi ini dinamakan penyakit jantung koroner yang “stabil".
Serangan Jantung Koroner
Kondisi lain pasien yang membutuhkan pemasangan ring jantung adalah bila seseorang mengalami serangan jantung koroner atau “heart attack”. Gejalanya berupa nyeri dada yang dirasakan semakin berat, terasa seperti ditekan beban berat atau seperti diremas, dapat menjalar sampai ke punggung, lengan dan rahang. Bila serangan berat dapat disertai keringat dingin, mual dan muntah bahkan pingsan.
Pada kondisi ini Dokter akan melakukan pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiogram / EKG), dan pasien disarankan untuk segera menjalani tindakan kateterisasi jantung dan pemasangan stent / ring sesuai indikasi.
"Situasi ini bisa berakibat lebih fatal apabila otot-otot jantung sudah mengalami kematian. Inilah alasan mengapa seseorang yang mengalami penyakit jantung koroner harus segera konsultasi ke dokter spesialis untuk mendapatkan solusi yang tepat demi menghindari terjadinya gagal jantung," jelas dr. Bambang Widyantoro.
Advertisement
Persiapan Pemasangan Ring Jantung
Sebelum menyarankan tindakan kateterisasi dan pemasangan ring jantung, tentu dokter akan meninjau terlebih dahulu riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, meliputi:
- Rontgen dada
- Tes darah
- Elektrokardiogram
- Ekokardiografi
- Uji latih beban jantung atau treadmill (bila memungkinkan)
"Bila hasil pemeriksaan mengindikasikan suatu penyakit jantung koroner, maka dokter akan menyarankan untuk evaluasi pembuluh darah koroner, baik dengan CT Scan koroner ataupun kateterisasi jantung," kata dr. Bambang Widyantoro.
Prosedur Pemasangan Ring Jantung
dr. Bambang Widyantoro menjelaskan bahwa ring jantung berbentuk tabung kecil yang tersusun dari kawat-kawat seperti jala dan terbuat dari logam seperti pen pada ballpoint.
"Umumnya, ring jantung memiliki panjang sekitar 10-40mm dan berdiameter 2-4.5mm. Ukuran ring jantung bervariasi sampai ukuran pembuluh darah koroner, karena pemasangan ring jantung ini merupakan pemasangan permanen yang nantinya akan melekat di jantung dan tak bisa dikeluarkan lagi. Permukaan ring jantung juga dilapisi oleh obat khusus yang bisa membantu mencegah terjadinya persumbatan kembali," jelas dr. Bambang Widyantoro.
Dalam prosesnya, dokter spesialis bedah jantung dan pembuluh darah akan memasukkan selang kecil atau kateter melalui pembuluh darah di pergelangan tangan atau paha. Selang kecil tersebut kemudian akan diarahkan pada Pembuluh darah koroner. Dokter akan memasukan zat kontras dan menilai aliran darah di pembuluh koroner.
"Bila didapatkan penyumbatan yang bermakna, maka tindakan dilanjutkan dengan proses pemasangan stent," ujarnya.
Perawatan Pasca Pemasangan Ring Jantung
Setelah melakukan pemasangan ring jantung, umumnya pasien akan dirawat di rumah sakit untuk memantau kondisi jantung serta menyesuaikan obat-obatan.
"Pasien baru bisa melakukan aktivitas dan rutinitas normal sekitar 2-3 hari setelah prosedur dilakukan. Selain itu, pasien juga dilarang untuk melakukan olahraga berat atau mengangkat benda-benda berat setidaknya sehari setelah diperbolehkan pulang ke rumah," dr. Bambang Widyantoro.
dr. Bambang Widyantoro mengingatkan meskipun ring jantung sudah dipasang, pasien juga harus tetap menjaga pola hidup yang sehat. Diantaranya berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, mengendalikan kadar diabetes, kolesterol, juga tekanan darah tinggi.
Informasi lebih lanjut seputar penyakit jantung dan keluhan yang Anda alami, Anda dapat berkonsultasi secara langsung dengan dr. Bambang Widyantoro, Sp.JP, PhD yang praktek di Rumah Sakit EMC Sentul, setiap Hari Rabu pukul 18.00 – 21.00 dan Hari Sabtu pukul 09.00 - 12.00 WIB. Untuk Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, hubungi WA 0812 8900 4864 (Chintami).
(*)
Advertisement