Liputan6.com, Jakarta - Menu telur ceplok atau dadar paling sering disajikan untuk sarapan. Selain penyajian yang mudah, protein yang dikandungnya juga nggak kalah hebat. Akan tetapi selama beberapa dekade ini reputasi telur menjadi buruk setelah dikaitkan dengan kolesterol, darah tinggi, dan penyakit jantung. Apa benar seperti itu?
Ahli diet menjelaskan bahwa bukan salah telur, tapi apa yang Anda pasangkan ketika mengonsumsinya.
Baca Juga
Penelitian pernah mengungkapkan bahwa makan lebih dari dua atau tiga telur seminggu berisiko. Alasannya, kolesterol yang terkandung dalam kuning telur. Sejak itulah orang ketakutan makan telur berkali-kali.
Advertisement
Dikutip dari The Sydney Morning Herald, pada 2017, sebuah film vegan di Netflix mengklaim bahwa dengan mendistorsi temuan penelitian, makan telur sehari setara dengan merokok lima batang rokok. Dengan menunjukkan gambar seorang ibu menumis rokok di penggorengan untuk disajikan kepada anak-anaknya untuk sarapan.
Bahkan, sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Februari di PLOS Medicine menjadi berita utama di seluruh dunia karena menemukan bahwa makan lebih banyak telur, sedikitnya tiga kali seminggu terkait dengan kematian dini.
Para peneliti telah memeriksa data kesehatan lebih dari 520.000 orang Amerika, berumur 50 hingga 71 tahun, yang direkrut pada pertengahan 90-an dan ditindaklanjuti sekitar 16 tahun kemudian, dan hampir 130.000 peserta telah meninggal, yang dikaitkan dengan konsumsi telur.
Namun, para ahli kesehatan tidak yakin dengan temuan tersebut. Ahli diet terakreditasi dan ilmuwan nutrisi di University of South Australia, Dr Evangeline Mantzioris, memeringatkan bahwa temuan tersebut hanya studi observasi, jadi harus hati-hati mencernanya.
"Ini studi besar, tetapi hanya di AS, dan hanya untuk orang-orang berusia 50-71," kata Mantzioris.
Â
Simak Video Berikut Ini
Menikmati Telur yang Sehat
Nasihat Mantzioris adalah untuk tidak stres dan tetap menikmati telur sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Telur memang mengandung kolesterol, jadi kuncinya, katanya, memertimbangkan apa yang Anda pasangkan dengan telur tersebut. Ini sesuatu yang gagal dilakukan beberapa studi observasi.
"Jika selalu dengan bacon, itu masalah. Jika dengan roti gandum utuh, kacang panggang, tomat, maka itu makanan yang enak," katanya.
Secara keseluruhan, penelitian paling modern dan berkualitas tinggi sebenarnya menunjukkan bahwa makan telur sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang memiliki pengaruh yang kecil terhadap kolesterol darah kita.
Pertama, catatan tentang kolesterol, itu adalah jenis lemak yang dibawa dalam darah, dan dalam jumlah kecil, itu hal yang baik, karena membantu tubuh memroduksi hormon, sel saraf, dan vitamin.
Meskipun benar konsumsi telur sebaiknya tidak terlalu banyak, tapi penyumbang kolesterol darah terbesar tidak berasal dari sumber kolesterol makanan, seperti telur. Sebaliknya, sebagian besar dibuat di hati dari lemak jenuh dan trans, yang banyak ditemukan dalam makanan olahan.
Mantzioris menunjukkan beberapa ulasan besar dan meta-analisis uji coba terkontrol secara acak (penelitian kualitas tertinggi) yang menyimpulkan bahwa makan lebih banyak telur tidak terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi pada populasi umum.
Termasuk tinjauan umum tahun 2020 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi telur dan sejumlah hasil kesehatan, termasuk kanker, gangguan kardiovaskular dan metabolisme.
Â
Advertisement
Aturan Utama Konsumsi Telur
Ahli diet terakreditasi dan juru bicara Dietitians Australia, Dr Alan Barclay, menambahkan, telur tidak pantas mendapatkan pujian yang buruk. Selain itu, dia khawatir orang-orang takut dengan telur.
"Ini dimulai dengan tren diet sangat rendah lemak di tahun 80-an karena kandungan lemak dan kolesterolnya, hingga tahun 90-an, dan ketakutan akan telur terus berlanjut," katanya.
"Studi (observasi) menarik tetapi harus dianggap sebagai bagian dari keseluruhan bukti," Alan menambahkan.
Barclay juga menyarankan untuk merebus atau menggoreng dalam wajan anti lengket dengan minyak zaitun atau minyak canola.
“Bagaimana Anda mempersiapkannya itu penting, jadi jangan memasukkan banyak lemak jenuh ke dalamnya adalah intinya," katanya.
Periksa juga pola makan Anda secara keseluruhan. Anda ingin membatasi makanan olahan dan makan banyak buah, sayuran, dan biji-bijian.
“Pola makan secara keseluruhan itu penting. Asalkan Anda makan dengan baik, Anda tidak akan mengalami masalah," dia menambahkan.
Dan, jika Anda makan banyak telur, adakah kelompok makanan lain yang Anda lewatkan. Misalnya saja protein dari ikan, lentil dan kacang-kacangan, atau buah dan sereal dengan kandungan serat yang baik? Aturan besarnya adalah jangan makan terlalu banyak satu hal.