Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Ontario, provinsi di Kanada, Amerika Utara memutuskan untuk menghentikan pemberian vaksin AstraZeneca-Oxford COVID-19 dosis pertama karena risiko penggumpalan darah langka.
Kepala petugas medis kesehatan setempat, Dr. David Williams mengatakan pada 11 Mei bahwa provinsi tersebut mengambil keputusan itu karena peningkatan kasus sindrom penggumpalan darah langka yang dikenal sebagai Trombotik Imun yang Diinduksi Vaksin (VITT) terkait vaksin AstraZeneca.
Baca Juga
"Efektif hari ini, Ontario akan menghentikan sementara peluncuran dan administrasi dosis pertama vaksin AstraZeneca," kata Williams pada Selasa (11/5/2021) mengutip cbc.ca.
Advertisement
Williams mengatakan keputusan itu dibuat sebagai bentuk kehati-hatian. Mengingat sindrom penggumpalan darah dapat berakibat fatal meski jarang terjadi.
Menurut Kementerian Kesehatan Ontario, per 8 Mei, lebih dari 853.000 dosis vaksin AstraZeneca diberikan dengan tingkat VITT sekitar 1 per 100.000 dosis yang diberikan.
Kementerian menyatakan telah terjadi peningkatan laporan VITT, dengan tingkat 1,7 per 100.000 dosis yang diberikan, selama beberapa hari terakhir.
Williams menambahkan, Pemerintah Ontario sedang meninjau data untuk mempertimbangkan apakah akan menggunakan AstraZeneca untuk dosis kedua dan sedang mempersiapkan panduan bagi orang yang menerima AstraZeneca sebagai dosis pertama.
Simak Video Berikut Ini
Pertimbangan Lain
Selain memicu pembekuan atau penggumpalan darah, alasan lain penghentian sementara vaksin AstraZeneca juga didasarkan pada peningkatan pasokan vaksin Pfizer dan Moderna mRNA serta tren penurunan kasus COVID-19.
Provinsi tersebut telah meminta Komite Penasihat Nasional untuk Imunisasi (NACI) untuk memberikan arahan tentang pencampuran dan pencocokan berbagai merek vaksin untuk dosis pertama dan kedua. Akibatnya, Ontario memiliki sekitar 50.000 dosis AstraZeneca yang tersisa.
Kepala petugas perlindungan kesehatan dan kesiapsiagaan darurat di Public Health Ontario, Dr. Jessica Hopkins, mengatakan ada delapan kasus VITT di Ontario pada 8 Mei 2021. Dia mengatakan tingkatnya telah berubah dari satu dalam 100.000 menjadi satu dalam 60.000.
Hopkins mengatakan, penyedia vaksin akan melaporkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) ke unit kesehatan masyarakat, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Public Health Ontario. Badan provinsi, pada gilirannya, melaporkan kejadian tersebut ke Badan Kesehatan Masyarakat Kanada.
"Itulah yang memungkinkan kami mengidentifikasi sinyal keselamatan. Masuk akal untuk menjeda AstraZeneca karena risiko yang parah dengan VITT tidak boleh diremehkan," katanya.
Di Kanada, setidaknya 12 kasus VITT telah dikonfirmasi dari dua juta dosis yang telah diberikan dan tiga wanita telah meninggal.
Advertisement