Liputan6.com, Jakarta Asma bisa dialami oleh siapa saja, termasuk ketika seseorang masih berusia kanak-kanak. Penting bagi orangtua untuk bisa mendeteksi dini penyakit tersebut pada anak agar nantinya dapat mengendalikan kondisi tersebut dengan lebih baik.
Profesor Bambang Supriyanto dari Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengatakan, asma pada anak bisa mulai dicurigai apabila ia mengalami batuk dan/atau mengi namun dengan kondisi-kondisi tertentu.
Baca Juga
Dalam sebuah temu media beberapa waktu lalu, Bambang mengatakan bahwa batuk atau mengi harus dicurigai apabila terjadi berulang dalam beberapa episode.
Advertisement
"Biasanya malam. Jadi kalau malam dia batuk-batuk, timbul-timbul, terus pagi hari bisa lari-lari, tidak batuk-batuk," katanya, ditulis Selasa (18/5/2021).
Bambang juga mengatakan, batuk atau mengi karena asma tersebut juga mungkin bisa sembuh dengan obat, serta muncul saat ada pencetusnya.
"Pencetusnya banyak. Anak merokok banyak. Kemudian asap rokok bisa menimbulkan pencetus. Kemudian debu yang paling banyak pada anak, ada kasur, kapuk, kipas angin, dan sebagainya. Ada makanan tertentu," kata Bambang.
Selain itu, Bambang menyebut bahwa batuk dan/atau mengi juga harus dicurigai sebagai asma apabila anak mengalami alergi.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Asma Bisa Diprediksi
Bambang mengatakan bahwa asma juga bisa diprediksi pada anak. Yang pertama adalah apabila ayah dan/atau ibunya juga mengalami penyakit yang sama.
"Kedua, kalau anaknya pipinya merah dari kecil, orang selalu bilang kena air susu. Nah ini yang kita sebut sebagai dermatitis atopi," ujarnya. "Kalau ada dua ini, bapak atau ibunya asma, kemudian anaknya ada dermatitis, maka siap-siap dia potensi menjadi asma."
Bambang menegaskan bahwa asma bukanlah penyakit yang menular, tetapi berhubungan dengan alergi. Sehingga, anak dengan asma tidak boleh dikucilkan.
Selain itu, anak dengan asma pun juga boleh melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Hal ini bahkan dianjurkan asalkan penyakitnya terkendali.
"Tentu dengan obat-obatan dia tidak lagi serangan, sehingga olahraganya bisa," ujarnya seraya menambahkan bahwa semua jenis olahraga boleh dilakukan oleh penyandang asma.
"Jadi tidak ada alasan anak asma tidak boleh ikut berolahraga. Tentu kalau dia asmanya berat sekali ya sesuai dengan kemampuannya dia," kata Bambang.
Advertisement