Liputan6.com, Jakarta Dokter ahli geriatri dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Lazuardhi Dwipa memaparkan bahwa ada banyak faktor yang mendukung proses menua serta sakit-sakitan pada kelompok lanjut usia (lansia).
“Banyak penyebabnya (menua dan sakit-sakitan) terutama faktor nutrisi. Kebanyakan di kita tuh bukan malnutrisi ya kebanyakan lansia muda usia 60-an itu malah kebanyakan makan,” ujar Lazuardhi dalam seminar daring Kalbe, Sabtu (29/5/2021).
Baca Juga
Ia menambahkan, asupan makan tersebut bisa menjadi beban untuk tubuh dan menghasilkan radikal bebas yang merusak kode DNA di inti sel. Jika sel rusak maka banyak organ-organ yang akan terganggu.
Advertisement
Penyebab radikal bebas bukan hanya asupan makanan yang tidak sehat tapi juga polusi, infeksi virus dan kuman.
“Jadi nutrisi yang kurang itu jelek, nutrisi berlebih juga jelek,” kata Lazuardhi.
Simak Video Berikut Ini
Kerentaan dan Sarcopenia
Masalah geriatri atau menua dengan tidak sehat selalu terkait dengan kerentaan dan sarcopenia.
Kerentaan atau frailty adalah kondisi di mana seorang lansia menjadi renta.
“Kerentaan ini suatu keadaan yang tak boleh kita maklumi. Terjadinya kerentaan pada lansia nantinya akan meningkatkan kerentanan terhadap suatu penyakit karena ada stressor misalnya infeksi dan lain sebagainya.”
Sedang, sarcopenia adalah penurunan kekuatan dan massa otot. Sarcopenia dapat disebabkan proses menua dan penyakit penyerta seperti diabetes, jantung, hipertensi, penyakit sendi dan lain sebagainya. Secara sederhana, sarcopenia adalah kondisi di mana massa otot menurun dan lemak cenderung naik.
Penelitian yang dilakukan Lazuardhi terkait “Epidemiologi Sindroma Kerentaan pada Lansia” menunjukkan ada 25,9 persen lansia yang ketergantungan dan setahun kemudian jumlahnya naik menjadi 38,3.
Penelitian tersebut juga menunjukkan ada 24,1 lansia yang renta dan jumlahnya naik menjadi 34,6 di tahun berikutnya.
“Ini adalah salah satu masalah lansia di Indonesia, tingkat kerentaannya tinggi. Bahkan lansia yang diprediksi akan renta atau istilahnya prefrail jumlahnya mencapai 70 persen.”
Advertisement