Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit perokok yang ingin berhenti merokok, baik dari rokok konvensional ataupun rokok elektronik. Namun sayangnya terapi berhenti merokok di Klinik kesehatan ataupun rumah sakit belum ditanggung BPJS Kesehatan.
Seperti disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (KPDPI), dr. Agus Dwi Susanto, saat ini pengobatan di Klinik Berhenti Merokok di RS Persahabatan misalnya, belum dicover oleh BPJS Kesehatan.
Baca Juga
"Seandainya bisa ditanggung BPJS Kesehatan mungkin bisa diurungkan jumlah perokok. Mungkin harus ada program pengobatan berhenti merokok masuk INACBG's (INA-CBGs sistem pembayaran dengan sistem “paket” berdasarkan penyakit yang diderita pasien) agar bisa diklaim nantinya," kata dr Agus dalam Webinar Klaim Rokok Elektronik untuk Berhenti Merokok, ditulis Selasa (8/6/2021).
Advertisement
Simak Video Berikut Ini:
Program berhenti merokok gratis di Puskesmas
Kendati demikian, dr Agus mengatakan, saat ini pemerintah memiliki program gratis untuk para perokok yang ingin berhenti merokok di Puskesmas.
"Kemenkes sudah memiliki layanan berhenti merokok di Puskesmas. Saya dan sejumlah dokter lain terlibat juga dalam kolaborasi Kemenkes pada 2015 dalam menyusun program berheti merokok di puskesmas. Programnya 3 bulan. Hanya kalau dirujuk itu yang belum dicover," ujarnya.
dr Agus mengakui untuk membuat seseorang berhenti merokok sangat sulit karena berbagai faktor, seperti adiksi nikotin, gejala putus nikotin (withdrawal effect), hingga gangguan psikologis yang dipengaruhi perilaku dan lingkungan sekitar.
Advertisement
konseling berhenti merokok
Menurut dr Agus, berhenti merokok sulit pada sebagian besar perokok atau dari 70 % perokok ingin berhenti merokok, hanya 5-10 % perokok yang berhasil berhenti sendiri tanpa bantuan
Untuk itu, ia menyarankan, agar perokok yang kesulitan berhenti merokok untuk melakukan konseling agar dapat dukungan motivasi serta mendapatkan pengobatan yang diperlukan.
"Ada berbagai jenis terapi yang diberikan untuk berhenti merokok, non obat dan obat. Non obat bisa dilakukan dengan konseling, terapi perilaku dan supporting seperti hipnoterapi, akupunktur dan accupresure. Dan untuk pengobatan bisa diberikan Nicotine Replacement Therapy, bupropion, varenicline ataupun Nortryptiline, clonidine," jelasnya.