Dokter Dorong Terapi Berhenti Merokok di RS Ditanggung BPJS Kesehatan

Saat ini pengobatan di Klinik belum dicover oleh BPJS Kesehatan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 08 Jun 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi berhenti merokok
Ilustrasi berhenti merokok. Photo by Julia Engel on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit perokok yang ingin berhenti merokok, baik dari rokok konvensional ataupun rokok elektronik. Namun sayangnya terapi berhenti merokok di Klinik kesehatan ataupun rumah sakit belum ditanggung BPJS Kesehatan.

Seperti disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (KPDPI), dr. Agus Dwi Susanto, saat ini pengobatan di Klinik Berhenti Merokok di RS Persahabatan misalnya, belum dicover oleh BPJS Kesehatan.

"Seandainya bisa ditanggung BPJS Kesehatan mungkin bisa diurungkan jumlah perokok. Mungkin harus ada program pengobatan berhenti merokok masuk INACBG's (INA-CBGs sistem pembayaran dengan sistem “paket” berdasarkan penyakit yang diderita pasien) agar bisa diklaim nantinya," kata dr Agus dalam Webinar Klaim Rokok Elektronik untuk Berhenti Merokok, ditulis Selasa (8/6/2021).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini:


Program berhenti merokok gratis di Puskesmas

Kendati demikian, dr Agus mengatakan, saat ini pemerintah memiliki program gratis untuk para perokok yang ingin berhenti merokok di Puskesmas.

"Kemenkes sudah memiliki layanan berhenti merokok di Puskesmas. Saya dan sejumlah dokter lain terlibat juga dalam kolaborasi Kemenkes pada 2015 dalam menyusun program berheti merokok di puskesmas. Programnya 3 bulan. Hanya kalau dirujuk itu yang belum dicover," ujarnya.

dr Agus mengakui untuk membuat seseorang berhenti merokok sangat sulit karena berbagai faktor, seperti adiksi nikotin, gejala putus nikotin (withdrawal effect), hingga gangguan psikologis yang dipengaruhi perilaku dan lingkungan sekitar.

 


konseling berhenti merokok

Menurut dr Agus, berhenti merokok sulit pada sebagian besar perokok atau dari 70 % perokok ingin berhenti merokok, hanya 5-10 % perokok yang berhasil berhenti sendiri tanpa bantuan

Untuk itu, ia menyarankan, agar perokok yang kesulitan berhenti merokok untuk melakukan konseling agar dapat dukungan motivasi serta mendapatkan pengobatan yang diperlukan.

"Ada berbagai jenis terapi yang diberikan untuk berhenti merokok, non obat dan obat. Non obat bisa dilakukan dengan konseling, terapi perilaku dan supporting seperti hipnoterapi, akupunktur dan accupresure. Dan untuk pengobatan bisa diberikan Nicotine Replacement Therapy, bupropion, varenicline ataupun Nortryptiline, clonidine," jelasnya.


Infografis Bahaya Merokok

Infografis Bahaya Merokok
Infografis Bahaya Merokok
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya