Liputan6.com, Jakarta Pengobatan untuk penyakit Alzheimer selama hampir 20 tahun akhirnya disetujui oleh regulator di Amerika Serikat (FDA).
Dilansir dari BBC, obat yang bernama Aducanumab menargetkan penyebab yang mendasari Alzheimer, bentuk paling umum dari demensia. Tetapi para ilmuwan terbagi atas dampak potensialnya karena ketidakpastian hasil uji coba.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris Manchester City vs Tottenham Hotspur: Dibantai 0-4, Rekor Kekalahan The Citizens Makin Panjang
Muka-Muka Baru di Barisan Kiper Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 tanpa Maarten Paes, Ernando hingga Nadeo dan Riyandi
Profil Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP yang Bongkar Ambisi Jokowi untuk Terus Berkuasa
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan, ada bukti substansial bahwa aducanumab mengurangi plak beta amiloid di otak dan menekankan pada manfaat penting bagi pasien.
Advertisement
Â
Simak Video Berikut Ini:
Kontroversi Aducanumab
Pada Maret 2019, uji coba aducanumab internasional tahap akhir yang melibatkan sekitar 3.000 pasien dihentikan ketika analisis menunjukkan obat tersebut tidak lebih baik dalam memperlambat kerusakan memori dan masalah berpikir daripada obat dummy.
Tetapi kemudian pada tahun itu, pabrikan AS Biogen menganalisis lebih banyak data dan menyimpulkan bahwa obat itu berhasil, asalkan diberikan dalam dosis yang lebih tinggi. Perusahaan juga mengatakan secara signifikan memperlambat penurunan kognitif.
Aducanumab menargetkan amiloid, protein yang membentuk gumpalan abnormal di otak penderita Alzheimer yang dapat merusak sel dan memicu demensia, termasuk: masalah memori dan berpikir; masalah komunikasi; dan kebingungan.
Seorang pria berusia 68 tahun, yang berasal dari Glasgow dan sekarang tinggal di Oxfordshire, Aldo Ceresa, sempat ikut serta dalam uji coba 10 tahun yang lalu. Setelah didiagnosis, ia melepaskan pekerjaannya sebagai ahli bedah dan mencoba mengambil Aducanumab selama dua tahun sebelum uji cobanya dihentikkan. Ia harus menunggu cukup lama untuk percoabaan lain di National Hospital for Neurology and Neurosurgery, di London.
"Saya cukup senang menjadi sukarelawan. Saya sangat, sangat menikmati perjalanan yang saya lalui ini dan jelas manfaat yang saya dapatkan darinya, yang sangat, sangat saya syukuri," katanya. Ia yakin obat tersebut telah membantunya tidak begitu kebingungan, meskipun kadang masih. Serta ia merasa menjadi lebih percaya diri. Eresa mengatakan keluarganya telah melihat perbaikan juga.
"Sebelumnya, jika saya akan mendapatkan sesuatu, saya tidak ingat di mana menemukan barang-barang di dapur," katanya.
Lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia diperkirakan menderita Alzheimer, dengan sebagian besar berusia di atas 65 tahun. Untuk sekitar 500.000 orang yang terkena dampak di Inggris, mereka yang memenuhi syarat untuk aducanumab sebagian besar berusia 60-an atau 70-an dan pada tahap awal penyakit.
Tapi ingatlah, ini bukan obat ajaib, atau obat untuk Alzheimer, melainkan ini adalah pengobatan pertama yang menangani mekanisme destruktif di otak yang mendorong penghancuran neuron. Sementara beberapa telah menyambut persetujuan, menyebutnya sebagai tonggak sejarah bagi jutaan orang yang hidup dengan Alzheimer, yang lain percaya obat itu hanya akan memiliki manfaat kecil.
Terakhir, kita masih belum tahu berapa biaya aducanumab. JIka disetujui pun, aksesnya akan dibatasi untuk mereka yang telah menjalani pemindaian otak untuk memastikan diagnosis mereka.
Prof John Hardy, profesor ilmu saraf di University College London, mengatakan: "Kita harus jelas bahwa, yang terbaik, ini adalah obat dengan manfaat marginal yang hanya akan membantu pasien yang dipilih dengan sangat hati-hati."
Meskipun banyak dokter meragukan manfaat aducanumab, persetujuannya di AS bisa menjadi dorongan besar untuk penelitian demensia, yang secara tradisonal kekurangan dana dibandingkan dengan kanker atau penyakit jantung.
Advertisement
Bukan obat ajaib
Lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia diperkirakan menderita Alzheimer, dengan sebagian besar berusia di atas 65 tahun. Untuk sekitar 500.000 orang yang terkena dampak di Inggris, mereka yang memenuhi syarat untuk aducanumab sebagian besar berusia 60-an atau 70-an dan pada tahap awal penyakit.
Tapi ingatlah, ini bukan obat ajaib, atau obat untuk Alzheimer, melainkan ini adalah pengobatan pertama yang menangani mekanisme destruktif di otak yang mendorong penghancuran neuron. Sementara beberapa telah menyambut persetujuan, menyebutnya sebagai tonggak sejarah bagi jutaan orang yang hidup dengan Alzheimer, yang lain percaya obat itu hanya akan memiliki manfaat kecil.
Biaya aducanumab pun belum diketahui. Jika disetujui pun, aksesnya akan dibatasi untuk mereka yang telah menjalani pemindaian otak untuk memastikan diagnosis mereka.
Prof John Hardy, profesor ilmu saraf di University College London, mengatakan, "Kita harus jelas bahwa, ini adalah obat dengan manfaat marginal yang hanya akan membantu pasien yang dipilih dengan sangat hati-hati."
Meskipun banyak dokter meragukan manfaat aducanumab, persetujuannya di AS bisa menjadi dorongan besar untuk penelitian demensia, yang secara tradisional kekurangan dana dibandingkan dengan kanker atau penyakit jantung.
[INFOGRAFIS] Waspadai Demensia Alzheimer!
Advertisement