Kasus Harian Capai 12.990, Ahli Rekomendasi 5 Langkah Pengendalian COVID-19

Pada Jumat 18 Juni 2021 ada 12.990 kasus baru COVID-19, padahal Kementerian Kesehatan memperkirakan puncak kasus akan terjadi akhir Juni.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Jun 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi Lonjakan COVID-19
Ilustrasi Lonjakan COVID-19. (Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pada Jumat 18 Juni 2021 ada 12.990 kasus baru COVID-19, padahal Kementerian Kesehatan memperkirakan puncak kasus akan terjadi akhir Juni.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, situasi pada akhir Juni nanti akan sulit dibayangkan mengingat di tanggal 18 saja lonjakan kasus sudah sangat tinggi.

“Sulit dibayangkan bagaimana suasana pada akhir bulan ini kalau kasus terus naik. Karena itu, kenaikan kasus perlu dikendalikan dan diturunkan,” kata Tjandra dalam tulisan yang dibagikan kepada Health Liputan6.com dikutip Sabtu (19/6/2021).

Tjandra merekomendasikan 5 langkah yang dapat dilakukan guna mengendalikan lonjakan kasus.

Pertama adalah pembatasan sosial, sesuatu yang mutlak diperlukan saat ini, tambah Tjandra. Pembatasan sosial dapat saja hanya amat terbatas, atau sedikit lebih luas, atau memang luas sampai kepada lockdown total.  

“Yang pasti, dengan perkembangan sekarang, tidak mungkin lagi hanya meneruskan program yang sudah ada, sekarang harus ada peningkatan pembatasan sosial secara nyata dan jelas.”

Simak Video Berikut Ini


Memaksimalkan Tes dan Telusur

Hal kedua yang dapat dilakukan adalah meningkatkan secara maksimal pelaksanaan tes dan telusur (“test and tracing”).

“Dua hal ini angka indikator targetnya jelas, hanya tinggal dipastikan pelaksanaannya di semua Kabupaten/Kota secara merata dengan komitmen yang jelas,” kata Tjandra.

Ketiga, karena kasus sudah tinggi maka perlu kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di pelayanan kesehatan primer. Yang disiapkan bukan hanya ruang isolasi dan ICU, alat dan obat, sarana dan prasarana lain, tetapi yang paling penting adalah SDM petugas kesehatan yang harus terjamin bekerja secara aman.

“Tidaklah tepat kalau hanya menambah ruang rawat tanpa diiringi penambahan petugas kesehatan.”


Data Akurat dan Mutakhir

Hal keempat adalah terkait kepastian tersedianya data yang akurat dan mutakhir. Analisa data ini juga harus dilakukan dengan dasar ilmu pengetahuan yang baik dan bijak.

Hal ini sangat diperlukan agar penentu kebijakan publik dapat membuat keputusan yang berbasis bukti ilmiah yang tetap (evidence-based decision making process).

Terakhir, pemberian vaksinasi ke publik secara maksimal. Walau vaksinasi tidak akan secara cepat menurunkan angka kasus yang sedang tinggi di suatu tempat, tetapi jelas vaksinasi akan berperan amat penting dalam pengendalian pandemi, tutup Tjandra.


Infografis Biang Kerok Lonjakan COVID-19 di Indonesia

Infografis Biang Kerok Lonjakan Covid-19 di Indonesia
Infografis Biang Kerok Lonjakan Covid-19 di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya