Liputan6.com, Jakarta Dirawat karena positif COVID-19 tidak menyurutkan semangat pakar bedah saraf Profesor Eka Wahjoepramono untuk memberikan kuliah online secara daring.
Hal itu seperti terlihat dalam siaran kuliah daring yang ditayangkan di saluran Youtube HMFK UPH pada Minggu (20/6/2021). Eka sendiri saat itu dirawat di Rumah Sakit Siloam Kelapa Dua.
Baca Juga
Cara Unik Penyanyi Natasha Pramudita Berhenti Merokok, Hidup Lebih Sehat dan Berkah
Raja Charles III Tak Perpanjang Jaminan Kerajaan untuk Cadbury dan Unilever Setelah Berlaku Beberapa Abad
Tema Natal 2024, Ajak Umat Kristiani “Pergi ke Betlehem” untuk Meresapi Nilai Kasih, Kesederhanaan dan Kedamaian
"Ini kali aku seorang pasien," ujarnya kepada Liputan6.com.
Advertisement
Dalam video tersebut, Eka yang terlihat mengenakan selang di hidungnya mengatakan dia sudah berbicara dengan dokter parunya sebelum memberikan kuliah daring tersebut.
Pada kesempatan itu, Eka berseloroh bahwa dia memberikan kuliah daring bukan karena dipaksa oleh Universitas Pelita Harapan (UPH).
"Justru katanya kalau saya diam saja, malah jadi mellow, mikir ini kapan Tuhan panggilnya, ini warisannya buat siapa," ujarnya di video berjudul "Visionary Medical Leadership: Special Lecture by Prof. DR. DR. dr. Eka Wahjoepramono, Sp.BS,PhD."
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Utarakan Keinginan untuk Mengajar
"Aku tidak suka lihat film-film ikutan emosi, apalagi sosmed, aduh amit-amit, ya sudah aku kasih kuliah saja," kata Eka.
Eka menceritakan bahwa pada Sabtu malam, ia sempat menghubungi rekannya mengenai janji memberikan kuliah daring untuk koas. Dia mengutarakan keinginannya untuk mengisi kegiatan tersebut, meski sempat tidak diperbolehkan.
"(Dijawab) 'Ndak profesor' aduh, kayaknya keliru. Ada konsep yang sedikit keliru kalau suruh diam saja," katanya.
Advertisement
Sarankan Tetap Aktif
Eka mengatakan, bahwa saat dia berbicara, seluruh bagian dadanya bergerak tanpa harus melakukan fisioterapi. "Kayaknya gitu ya, karena habis coba sejam bicara, lebih segar lho," katanya.
"Jadi amit-amit, kalau ada teman-teman yang sakit seperti saya kena COVID, kayaknya aktif bagus deh, sepanjang tidak sesak," ia menambahkan.
Eka pun merekomendasikan agar pasien COVID-19 untuk memiliki oksimeter, untuk dapat mengukur kadar oksigennya, dan mencegahnya agar tidak rendah.
Infografis Perilaku 3K Bantu Kesembuhan Pasien Covid-19 Lebih Cepat
Advertisement