Susu Beruang dan Vitamin Jadi Buruan Saat COVID-19 Melonjak, Ini Komentar Pakar Gizi

Sempat beredar video panic buying susu beruang, benarkah produk tersebut ampuh mencegah COVID-19?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Jul 2021, 11:11 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2021, 11:11 WIB
Ilustrasi Susu | Pixabay
Ilustrasi Susu | Pixabay

Liputan6.com, Jakarta "Susu beruang" dan vitamin menjadi dua produk yang beberapa hari terakhir dicari masyarakat. Banyak orang menilai kedua minuman tersebut membantu meningkatkan imunitas sehingga mencegah tertular COVID-19.

Namun, dokter Tan Shot Yen, pakar gizi dan pendiri Remanlay Institute mengatakan bahwa tidak ada studi yang membuktikan bahwa konsumsi susu cair juga dapat mencegah penularan virus Corona.

"Susu evaporasi, UHT, susu cair sejenis, semuanya sama, dengan komposisi yang Anda bisa baca di labelnya," kata Tan Shot Yen saat dihubungi Health Liputan6.com, Minggu (4/7/2021).

"Tidak ada studi ilmiah yang menghubungkan konsumsi susu dan pencegahan penularan COVID. Satu-satunya pencegahan adalah protokol kesehatan ketat," tegasnya.

Selain itu, jika dianggap meningkatkan imunitas, dokter Tan mengatakan gizi manusia tidak "didongkrak susu." Dari sisi protein, menurutnya telur lebih juara karena merupakan representasi protein sempurna.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Vitamin Bisa Didapat dari Sayur dan Buah

sayuran
ilustrasi sayuran/Photo by Iñigo De la Maza on Unsplash

Dalam unggahan di akun Instagramnya, @drtanshotyen, Tan juga menyebut bahwa sumber kalsium juga tidak harus selalu berasal dari susu. Hal ini karena nutrisi itu bisa didapat dari makanan.

"Nah tinggal pintar cari makanannya," tulisnya dalam sebuah infografis.

Sementara itu soal vitamin, Tan mengatakan bahwa mengonsumsi sayur dan buah saja cukup untuk membantu meningkatkan imunitas, sehingga tidak mudah jatuh sakit.

"Jika antioksidan, sayur dan buah pemenangnya," kata Tan. "Supaya yang sakit bisa beli vitamin."

Menurut dokter Tan, marketing suatu produk dapat membuat publik menjadi salah dalam berasumsi. Ia mengatakan, tulisan di iklan bisa membuat orang menghubung-hubungkan nalar dengan literasi seadanya.

Ia pun mengatakan bahwa sesungguhnya, pemerintah mesti punya kendali untuk menegur, bahkan memberikan sanksi bagi produk-produk yang "overclaim."

"Tidak usah jauh-jauh soal susu beruang, susu pertumbuhan anak yang disebut bikin anak pintar dan berbudi gimana?" kata Tan.

Susu Beruang Jadi Buruan

Berebut bear brand
Berebut bear brand. Foto: Tangkapan layar video amatir yang diterima Liputan6.com (3/7/2021).

Fenomena langkanya Bear brand atau biasa disebut susu beruang sedang hangat diperbincangkan. Susu dengan kemasan kaleng berwarna putih ini memiliki banyak penggemar dan kini seolah langka di pasaran.

Seperti terlihat dalam video amatir yang diterima Health Liputan6.com pada Sabtu 3 Juli. Dalam video tersebut sekelompok orang berlarian menuju tumpukan stok susu beruang di salah satu pusat perbelanjaan.

Para pembeli yang berlarian ke arah tumpukan susu beruang sontak membuat beberapa karyawan pusat perbelanjaan yang sedang mengobrol di dekat susu menghindar.

Para pembeli pun berebut produk tersebut hingga beberapa kaleng susu pun berjatuhan. Menurut salah satu pelanggan, Cherrie, susu beruang kini memang cukup sulit dicari.

"Sedikit sharing, sudah lumayan sulit mendapatkan susu Bear brand, vitamin, obat, oksigen," katanya melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Sabtu (3/7/2021).

Cherrie yang mengaku seorang Satuan Tugas COVID-19 di salah satu gereja itu mengaku kesulitan mencari obat, oksigen, vitamin untuk jemaah yang terkena COVID-19.

"Sampai minta tolong ke Depok untuk obat, susu dapat di Pasar Rebo, vitamin sampai ke Cengkareng, padahal gereja kami di Rawamangun, untung ada ojek daring yang membantu," katanya.

Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun

Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya