Sesak Napas Tapi Sulit Dapat Oksigen, Dokter Paru Sarankan Pasien COVID-19 Lakukan Ini

Dokter spesialis paru mengatakan bahwa posisi tengkurap atau miring dapat membantu pasien COVID-19 saat mengalami sesak napas

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Jul 2021, 11:33 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2021, 10:20 WIB
Ilustrasi tidur miring ke kiri atau ke kanan
Ilustrasi tidur miring ke kiri atau ke kanan. (Foto: Unsplash,com/Bruce Mars).

Liputan6.com, Jakarta Sesak napas menjadi salah satu gejala dari COVID-19 yang harus segera mendapatkan penanganan. Namun di tengah lonjakan kasus, pasien akhir-akhir ini menjadi lebih sulit untuk menemukan oksigen atau mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Sekarang oksigen menjadi barang yang sangat mahal dan langka, padahal jujur saja, Tuhan membuat oksigen ini secara gratis," kata dokter spesialis paru Praseno Hadi dalam konferensi pers virtual pada Minggu (4/7/2021).

Praseno pun mengungkapkan ada pertolongan pertama yang bisa dilakukan oleh pasien COVID-19, apabila mengalami sesak napas, tetapi belum bisa dibawa ke rumah sakit atau tidak memiliki akses oksigen di rumah.

"Salah satu caranya adalah cobalah tidur tengkurap. Tidur tengkurap secara berkala. Lakukanlah selama satu jam atau setengah jam. Dilakukan berulang-ulang," kata dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan, Jakarta ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Tidur Posisi Miring

Benarkah tidur 20 menit lebih lama bisa bantu turunkan berat badan?
Benarkah tidur 20 menit lebih lama bisa membantu menurunkan berat badan? Simak di sini penjelasannya. Sumber foto: unsplash.com/Gregory Pappas.

Praseno menjelaskan, tujuan dari tidur tengkurap ini adalah untuk mendistribusikan oksigen di dalam paru menjadi lebih merata.

Namun apabila tidak bisa tidur tengkurap, Praseno menyarankan pasien COVID-19 untuk tidur miring ke kanan atau ke kiri. "Itu adalah salah satu cara untuk memperbaiki oksigenasi di dalam paru kita, terutama pada penderita yang sakit."

Selain itu, Praseno juga menyarankan agar pasien COVID-19 atau keluarga memiliki alat pulse oximeter.

 


Punya Pengukur Saturasi Oksigen

Pulse Oxymeter
Pulse Oxymeter (sumber: wikipedia)

"Dulu kita di rumah punya termometer atau tensimeter untuk mengukur suhu atau tekanan darah. Saat ini pulse oximeter atau alat untuk mengukur saturasi oksigen menjadi sangat penting," ujarnya

Apabila pasien memiliki saturasi oksigen kurang dari 90, maka dia harus segera diberikan oksigen, lalu tidur tengkurap atau miring ke kanan maupun ke kiri.

"Kalau dengan usaha itu kita tidak bisa lakukan, maka mau tidak mau kita harus membeli oksigen atau mengupayakan oksigen. Kalau tidak bisa juga mau tidak mau harus dirujuk ke rumah sakit."


Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala Covid-19

Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya