Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa lonjakan kasus baru dan kematian akibat COVID-19 di dunia juga tak lepas dari kehadiran varian Delta.
Dalam konferensi persnya pada Senin (12/7/2021), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengungkapkan bahwa mereka memperkirakan bahwa varian Delta akan mendominasi COVID-19 di dunia.
Baca Juga
Tedros mengatakan, pekan lalu menandai pekan keempat peningkatan kasus COVID-19 global secara berturut-turut. Selain itu, setelah 10 minggu menurun, kasus kematian juga dilaporkan melonjak lagi.
Advertisement
"Kami terus mendengar laporan dari semua wilayah di dunia mengenai rumah sakit yang mencapai kapasitas," kata Tedros seperti mengutip laman resmi WHO.
"Varian Delta merobek dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru pada kasus dan kematian," ujarnya.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Dampak pada Sistem dan Tenaga Kesehatan
Tedros menambahkan, tidak semua wilayah menerima dampak yang sama.
"Di tempat-tempat dengan cakupan vaksinasi tinggi, Delta menyebar dengan cepat, terutama menginfeksi orang-orang yang tidak terlindungi dan rentan, serta terus memberikan tekanan pada sistem kesehatan," katanya.
Menurutnya, bagi tenaga kesehatan yang telah melakukan pertempuran besar lebih dari setahun, peningkatan rawat inap merupakan tantangan bagi mereka dan pasiennya, serta untuk seluruh kapasitas sistem kesehatan.
Tedros pun mengingatkan agar negara-negara yang akan mencabut langkah kesehatan masyarakat sosial, untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap tenaga dan sistem kesehatan.
Advertisement
Perkirakan Dominasi Varian Delta
Di negara dengan cakupan vaksinasi rendah, Tedros menyebut situasinya sangat buruk. Menurutnya, Delta dan varian lain yang mudah menular mendorong gelombang kasus dan tingginya angka rawat inap serta kematian.
"Khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah, petugas kesehatan yang kelelahan berjuang untuk menyelamatkan nyawa di tengah kelangkaan alat pelindung diri, oksigen, dan perawatan," ujarnya.
"Delta sekarang ada di lebih dari 104 negara dan kami memperkirakan itu akan segera menjadi strain COVID-19 dominan yang beredar di seluruh dunia," kata Tedros.
Dia pun mengatakan bahwa saat ini dunia mengalami keadaan darurat kesehatan masyarakat yang semakin memburuk, yang mengancam kehidupan, mata pencaharian, dan pemulihan ekonomi global.
"Jelas lebih buruk di tempat-tempat yang memiliki sangat sedikit vaksin, tetapi pandemi belum berakhir di mana pun," imbuhnya.
Infografis Covid-19 Varian Delta India Hantui Indonesia
Advertisement