Vaksin Sinovac Perlihatkan Kehebatannya Saat 10 Orang di Rumah Adinda Terpapar COVID-19

Adinda sudah menerima vaksin Sinovac saat keluarganya positif COVID-19

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 21 Jul 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2021, 16:00 WIB
kemasan vaksin sinovac
Vaksinator Vaksin Covid-19 di salah satu puskesmas di Sulawesi Tengah memperlihatkan botok kemasan vaksin Sinovac. (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Adinda Tri Wardhani, 36 tahun, akhirnya merasakan sendiri kinerja vaksin Sinovac yang disuntikan ke dalam tubuhnya beberapa bulan yang lalu.

Dia melaksanakan vaksinasi COVID-19 yang pertama pada 25 Maret 2021, yang dilanjutkan pada 22 April 2021 untuk menerima vaksin dosis ke-2.

Vaksin Sinovac yang telah bersemayam di dalam tubuh Adinda menunjukkan taringnya tiga minggu ini. Di saat ayah, ibu, dua anak laki-lakinya, dan enam orang asisten rumah tangga (ART) terinfeksi virus Corona---dalang dari COVID-19---di waktu bersamaan.

Kegegeran bermula dari ayahnya yang terkonfirmasi COVID-19 pada Minggu, 27 Juni 2021. Tiga hari setelah tiba di rumah usai menjalani operasi hernia di salah satu rumah sakit di kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat.

"Sabtu pagi (26 Juni 2021) papi agak batuk. Ternyata sejak Jumat malam sudah batuk, agak meler, dan agak enggak enak badan, cuma enggak ngomong," kata Adinda saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Rabu, 21 Juli 2021.

Wanita yang menjabat sebagai Managing Editor Lifestyle, Fashion, and Beauty Fimela.com menduga ayahnya terpapar virus Corona saat berada di rumah sakit.

Adinda tidak bermaksud menyalahkan rumah sakit, karena sadar betul bahwa RS adalah tempat paling berpotensi terjadinya penularan.

Hanya saja selama menjalani perawatan di rumah sakit, Adinda beberapa kali mendapati masker ayahnya selalu berada di posisi yang tidak semestinya.

"Aku yang mendampingi papi dari hari pertama sampai selesai, bahkan aku menginap di sana. Pokoknya selama 48 jam aku bareng papi terus," katanya.

"Nah, aku sering melihat masker papi yang melorot sedikit, atau pas tidur tahu-tahu masker di dada bukan di mulut, jadi kaget enggak kaget kalau akhirnya seperti ini," dia melanjutkan.

Sejak pandemi COVID-19 menghantam Indonesia, Adinda termasuk orang yang taat protokol kesehatan. Tidak jarang dia dinilai berlebihan, lantaran sanggup mengenakan masker dobel atau masker lapis tiga.

Termasuk saat dia harus menjaga ayahnya selama 48 jam, masker selalu menutupi area mulut, hidung, dan dagunya. Persetan dibilang lebay, yang penting aman, katanya.

 

Simak Video Berikut Ini

Anak dan 3 ART Juga Positif COVID-19

Begitu ayahnya dinyatakan positif tertular virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, Adinda dan suami langsung melakukan swab test massal. Dia juga langsung menghubungi adik serta kakaknya yang baru saja bertamu ke rumahnya pada Sabtu, 26 Juni 2021.

Senin, 28 Juni 2021, hasil swab test PCR ibunya keluar: positif. Sementara yang lain negatif.

Namun, lima hari kemudian atau pada Jumat, 2 Juli 2021, kedua anaknya mengalami gejala, berbarengan dengan tiga orang ART yang juga memerlihatkan gejala-gejala COVID-19.

"Anakku Jumat itu panas sampai 38 (derajat Celcius). Sedangkan ART ada pilek, sakit tenggorokan, dan meriang," ujarnya.

Swab PCR kembali dilakukan. Hasilnya seperti dugaan Adinda, lima orang tersebut dinyatakan positif COVID-19.

Adinda, mengatakan, kemungkinan kedua anaknya tertular dari kakeknya. Meski tinggal di bangunan yang terpisah sejak pulang dari rumah sakit, tapi kedua jagoannya sempat memeluk kakeknya saat tiba di rumah.

Sementara satu orang ART, lanjut dia, ketahuan bersih-bersih di kamar orangtuanya saat keduanya sudah dinyatakan positif COVID-19.

"Aku baru tahu, ternyata di Rabu pagi, Mbak aku itu masih ngepel ke kamar papi-mami. Alasannya biar kamar enggak kotor, jadinya dia pakai APD," ujarnya. 

Kehebatan dari Vaksinasi

Dihadapkan pada kondisi yang tak terduga kayak sekarang, Adinda mengaku bersyukur dirinya tidak ikut terseret arus menolak vaksinasi.

Saat keampuhan Sinovac kerap dibanding-bandingkan dengan vaksin produksi lainnya, sempat tebersit keraguan di benaknya untuk menerima suntikan vaksin dari China tersebut.

Namun, di saat yang bersamaan, muncul pemikiran bahwa vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar dalam melawan virus Corona yang merupakan musuh tak kasat mata. Ketika semua sudah dilakukan, barulah pasrah dan berserah kepada Sang Pencipta. 

Pada akhirnya Adinda merasakan sendiri kehebatan dari vaksin Sinovac. Sampai detik ini, dirinya tidak mengalami gejala COVID-19 sama sekali, padahal harus mengurus orangtua dan anak-anaknya selama lebih dari 14 hari menjalani isolasi mandiri di rumah.

Bahkan, dalam beberapa kesempatan, Adinda masih harus mengantar ayah dan ibunya ke dokter guna memeriksa kondisi mereka.  Kebetulan dokter tersebut menerima pemeriksaan pasien COVID-19, setelah terlebih dahulu berkonsultasi via telemedicine.

"Aku anggap ini mukjizat. Tuhan tahu kalau aku kena, aku bakal pingsan dan nggak ada yang mengurus semuanya," katanya.

Adinda juga bercerita bahwa suaminya sudah vaksinasi. Pria yang menikahinya 10 tahun lalu baru menerima dosis ke-1 vaksin AstraZeneca belum lama ini,"Alhamdulillah dia juga negatif sampai hari ini.".

Adinda dan suami masih sering keluar rumah untuk bekerja. Adinda yang seorang Redaktur Pelaksana di situs berita fashion, beberapa kali masih memenuhi undangan sejumlah brand. 

"Suamiku juga begitu, masih mengurus event. Beberapa kali juga masih harus dinas luar kota," katanya.

"Dia kan tiap habis pulang dari luar kota langsung swab test, Alhamdulillah hasilnya selalu negatif. Sekarang juga begitu," dia menambahkan. 

Karena Vaksin Kondisi Orang-Orang yang Terkena COVID-19 Tidak Parah.

Begitu juga dengan delapan dari 10 orang dewasa yang terpapar COVID-19, rata-rata sudah vaksinasi. Menurut Adinda, semuanya tidak mengalami gejala parah selama 14 hari menjalani isolasi.

Orangtua Adinda, misalnya, sudah menerima vaksin Sinovac penuh saat vaksinasi bagi lansia dilaksanakan.

Adinda menyebut bahwa ayahnya adalah pengguna 4 ring jantung, dan ibunya memiliki riwayat asma. Saat virus Corona masuk ke dalam tubuh mereka, keduanya tidak sampai mengalami kondisi yang parah.

Bahkan, saat diperiksa ke dokter, ayahnya hanya diresepkan antivirus, obat flu, parasetamol, dan beberapa jenis multivitamin.

"Dokter bilang, karena sudah vaksin ditambah gejala yang tidak parah tapi tidak juga kecil, diminta untuk mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah dan latihan pernapasan," katanya.

"Dan, selama isolasi, papi suhunya naik turun, cenderung rendah di 35,6. Beruntung dia tipikal yang nelan apa saja mau. Sedangkan mami, saturasinya saja yang cenderung rendah, tapi memang sebelum kena COVID-19 seperti itu. Mami ngga kayak papi soal makan, dia baru mau makan kalau disajikan makanan yang dia suka," Adinda menambahkan.

Tiga orang ART juga penerima suntik vaksin Sinovac. ART berusia 45 yang mengepel kamar orangtua Adinda hanya mengalami demam. Kemudian orang tua berusia 70, yang sehari-hari bertugas membersihkan mobil dan mencuci pakaian orangtua Adinda, kondisinya sama baiknya.

"Supirku dan supir suamiku, masing-masing suntik vaksin Sinovac dan yang satu AstraZeneca, keduanya bersih," kata Adinda.

Meski anak-anaknya belum bisa vaksinasi COVID-19, tapi Adinda rutin membawa keduanya melakukan vaksinasi untuk anak-anak. 

Tiga atau empat minggu sebelum terkonfirmasi COVID-19, anak pertamanya baru saja menerima suntikan vaksin flu dengan booster vaksin DBD. Sedangkan anaknya yang kecil, baru beberapa hari yang lalu mendapat vaksin yang sama. 

"Begitu hasil positif keluar, aku langsung booking telemedine dan dikasih obat. Gejalanya demam. Dokter bilang harus terus dipantau, karena sekarang harus concern antara COVID-19 dan DBD," ujarnya.

"Dokter hanya kasih obat dan vitamin-vitamin. Tidak sampai cek darah. Cuma dokter bilang, kalau demamnya nggak turun juga, baru disuruh cek darah, kemungkinan combo dengan DBD. Bersyukur demamnya mereda dua hari kemudian," katanya.

Kakak dan Adik Adinda Negatif COVID-19

Di hari yang sama dengan ayahnya yang ketahuan batuk-batuk, Adinda kedatangan keluarga kakak dan adiknya. Mereka sudah jauh-jauh hari bikin janji untuk berkumpul.

Sebelum datang ke rumah Adinda, baik kakak maupun adiknya beserta keluarga masing-masing terlebih dahulu swab antigen. Selama bertamu ke rumah Adinda pun, masker tidak pernah dicopot sama sekali, kecuali pada saat makan saja. 

Begitu ayahnya terkonfirmasi COVID-19, Adinda langsung menghubungi mereka untuk isolasi dan melakukan swab PCR beberapa hari kemudian. 

Kakak Adinda dan istrinya adalah pasangan dokter gigi. Keduanya sudah memeroleh vaksin Sinovac dosis penuh di awal-awal pelaksanaan vaksinasi COVID-19 nasional. Sedangkan adiknya dan suami, baru menerima dosis ke-1 vaksin AstraZeneca. 

"Alhamdulillah semuanya negatif. Sampai hari ini juga negatif. Yang positif justru supirnya. Supirnya belum divaksinasi sama sekali," kata Adinda.

 

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya