Aksi Dinar Candy Protes PPKM dengan Cara Nyeleneh Tindakan Melawan Norma?

Dinar Candy protes PPKM Level 4 diperpanjang dengan turun ke jalan pakai bikini dan heboh dua hari terakhir

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Agu 2021, 16:21 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2021, 20:00 WIB
Video aksi Dinar Candy berbikini di pinggir jalan (Instagram)
Video aksi Dinar Candy berbikini di pinggir jalan (Instagram)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini artis Dinar Candy bikin geger jagat maya lantaran aksinya dalam memprotes kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terbilang nyeleneh.

Dinar Candy yang juga seorang disjoki (DJ) turun ke jalan dengan mengenakan bikini sambil membawa papan bertuliskan 'Saya stress karena PPKM diperpanjang'.

Aksi tersebut mulanya diunggah ke Instagram pribadinya, yang kemudian tersebar luas di sosial media lainnya.

Saat ini, Dinar Candy diketahui tengah berada di Polres Metro Jakarta Selatan guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Ragam komentar datang dari warganet. Ada yang mendukung dan ada pula yang merasa bahwa Dinar Candy hanya cari sensasi saja. Bahkan, dia nekat melakukan hal tersebut diakibatkan gangguan mental.

Menjawab hal tersebut, psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI), Oktina Burlianti, mengatakan, butuh banyak asesmen untuk menilai apakah seseorang memiliki gangguan kesehatan mental atau tidak.

Sebab, satu atau dua perilaku yang muncul tidak selalu menjadi indikasi.

“Jika kita khawatir seseorang memiliki gangguan kesehatan mental, hal terbaik adalah dorong orang tersebut untuk menemui tenaga profesional,” kata Oktina kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Kamis (5/8/2021).

“Ingat, dorong ketemu profesional ya, jangan malah digosipin atau dinyinyirin,” Oktina menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini:


Melawan Norma

Psikolog yang akrab disapa Ullie juga menambahkan bahwa tindakan Dinar Candy terbilang melawan norma. Sebab, masyarakat Indonesia paham terkait batasan aurat dan mengutamakan pakaian sopan serta tertutup.

“Manusia hidup dalam masyarakat yang memiliki aturan serta norma-norma. Jika melakukan sesuatu yang melawan norma tentu akan dianggap tidak normal," katanya.

“Jika memang kita sudah tahu akan melawan norma masyarakat, jangan marah jika kemudian menerima protes. Itu adalah konsekuensi dari tindakan,” Ullie menambahkan.

Ullie mengingatkan bahwa setiap keputusan pasti memiliki konsekuensi, baik positif maupun negatif. Dibutuhkan kedewasaan serta ketenangan diri untuk bisa memilih dan memilah tindakan serta menerima konsekuensinya.


Cara Menghadapi

Terkait cara menangani orang dengan kasus serupa, Ullie merekomendasikan beberapa langkah sebagai berikut:

- Tanyakan kenapa dia melakukan ini? Apa motivasinya?

- Jika sudah ditemukan apa motivasinya, tanyakan lagi: "Adakah cara lain untuk memenuhi kebutuhanmu?"

- Bantu yang bersangkutan untuk membuat beberapa alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

- Dorong yang bersangkutan untuk memilih tindakan yang paling memberikan manfaat positif baginya dan lingkungannya.

- Dorong untuk menemui tenaga profesional seperti dokter, psikolog, atau psikiater.

“Jangan dihakimi orangnya, bantu yang bersangkutan memilih tindakan yang positif,” tutupnya.


Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi COVID-19 Nasional Kantongi Izin WHO

Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya