Selain Bayi, Manfaat Besar dari Pemberian ASI Juga Bisa Dirasakan Ibu

Ibu juga merasakan manfaat dari proses pemberian ASI atau menyusui

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Agu 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2021, 14:00 WIB
[Fimela] ASI
ilustrasi menyusui | pexels.com/@osmachko

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Dr Dhian Dipo MA tidak bosan-bosannya mengingatkan manfaat air susu ibu (ASI) bagi bayi dan proses menyusui untuk ibu.

Menurutnya, ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi, tapi beragam manfaat bisa didapatkan ibu saat proses menyusui.

“Bagi bayi, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena ASI mengandung zat kekebalan dan melindungi bayi dari segala macam penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, maupun jamur,” ujar Dhian dalam seminar daring Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) belum lama ini.

Selain itu, bayi juga bisa mendapatkan antitumor dari ibu. Zat antitumor dari ibu dapat membunuh 40 jenis sel tumor yang berbeda tanpa membantu sel yang sehat.

"ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI juga memperkuat jalinan kasih sayang antara ibu dan anak dan mengurangi kemungkinan obesitas," katanya.

Manfaat bagi Ibu

Sedang, manfaat menyusui bagi ibu adalah memercepat rahim kembali ke ukuran semula.

“Sewaktu menyusui, perut ibu terasa sakit menandakan adanya kontraksi. Dengan demikian, pengecilan rahim menjadi lebih cepat," katanya.

Kemudian, menyusui juga dapat mencegah perdarahan pasca persalinan sehingga meminimalkan kejadian anemia pada ibu menyusui.

“Perangsangan pada payudara saat bayi menghisap diteruskan ke otak dan ke kelenjar hipofisis yang akan merangsang hormon oksitosin. Hormon ini membantu rahim berkontraksi, mencegah perdarahan, dan mempercepat keluarnya sisa plasenta," ujarnya.

Mencegah Kanker Payudara

Dhian juga menjelaskan bahwa proses menyusui dapat mencegah kejadian kanker payudara. Hal ini disebabkan saat menyusui hormon estrogen mengalami penurunan.

Sementara, tanpa aktivitas menyusui, keadaan hormon estrogen tetap tinggi.

“Inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak ada keseimbangan antara hormon estrogen dan progesterone," katanya.

Dengan proses menyusui, ibu dan anak tidak akan mudah sakit. Hal ini berkaitan dengan keadaan ekonomi keluarga. Jika ibu dan bayi sehat, lanjut Dhian, tidak ada pengeluaran untuk pengobatan atau untuk membeli susu formula.

 

Infografis 5 Poin Penting Cegah Penularan COVID-19 pada Anak

Infografis 5 Poin Penting Cegah Penularan Covid-19 pada Anak. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Poin Penting Cegah Penularan Covid-19 pada Anak. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya