Mau Pandemi COVID-19 Lekas Berakhir, Taat Protokol Kesehatan Jadikan Kebiasaan

Protokol kesehatan seperti pakai masker mencegah terjadinya COVID-19

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 31 Agu 2021, 20:23 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 20:23 WIB
Penerapan protokol kesehatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Penerapan protokol kesehatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (dok: AP I)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengajak seluruh masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) mengingat tren kasus positif COVID-19 dan meninggal akibat virus Corona yang terus turun.

Disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan merupakan salah satu faktor penentu menahan laju penularan virus Corona atau SARS-CoV-2 di Tanah Air, begitu kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dr Sonny Harry B Harmadi.

Menurut Sonny, semua pihak harus bersama-sama melakukannya mengingat angka positivity rate COVID-19 di Indonesia yang sudah cukup rendah, yaitu 12,3 persen.

Sonny, mengatakan, positivity rate COVID-19 masih bisa diturunkan hingga di bawah lima persen.

Disiplin protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat adalah hal penting. Sonny, menjelaskan, belajar dari negara-negera lain, seringkali 'kebobolan' begitu penerapan prokes COVID-19 dilonggarkan.

"Sementara, mutasi virus baru muncul ketika terjadi lonjakan kasus. Varian baru virus ini berpotensi mengganggu efektifitas vaksin. Karena itu, kita harus berupaya agar lonjakan kasus tidak terjadi,dengan cara memertahankan protokol kesehatan,” kata Sonny di Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN dengan tema ‘Dialog Semangat Selasa' di Media Center KPCPEN Kominfo Jakarta pada Selasa, 31 Agustus 2021.


PPKM Jawa-Bali Diperpanjang

Sejalan dengan itu, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali diperpanjang hingga 6 September 2021.

Secara umum, penanganan pandemi COVID-19 telah menunjukkan perkembangan yang baik. Salah satunya tentu berkat kerja sama pemerintah dan masyarakat dalam penerapan beberapa penyesuaian. Meski diperpanjang tapi dilakukan beberapa penyesuaian agar kegiatan sosial bisa berjalan.

Oleh sebab itu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin pada semua sektor menjadi perhatian pemerintah. Tidak ketinggalan, kolaborasi untuk memerkuat upaya testing, tracing, treatment (3T) serta tentunya percepatan vaksinasi.

Berbagai negara di dunia, melalui otoritas berwenang maupun ahli-ahli di bidangnya berpendapat jika virus Corona penyebab COVID-19 akan hidup berdampingan dengan manusia dan tidak akan hilang sepenuhnya hingga masuk ke fase endemik.

Untuk itu, Sonny, mengatakan, kewaspadaan tetap dibutuhkan, khususnya penggunaan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak harus menjadi kebiasaan baru. Hal ini akan menyeimbangkan upaya perlindungan kesehatan dengan pembukaan kegiatan masyarakat.

“Kita berharap, masyarakat tidak sekadar patuh, melainkan sadar bahwa protokol kesehatan itu perlu. Saat ini tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya protokol kesehatan mencapai 60 persen,” Sonny menekankan.

 


Duta Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku masyarakat sangat signifikan dalam pengendalian pandemi. Untuk memonitor perubahan perilaku masyarakat, Satgas COVID-19 merangkul lebih dari 115 ribu Duta Perubahan Perilaku di seluruh Indonesia. Bersama TNI dan Polri, para Duta Perubahan Perilaku melakukan evaluasi dan melaporkan kondisi di lapangan kepada Satgas COVID-19.Salah satu Duta Perubahan Perilaku adalah dr Grace Hananta C.Ht.

Grace diketahui juga menjabat sebagai Campaign Director Gerakan Pakai Masker (GPM). Gerakan ini bertujuan membantu pemerintah dalam memotivasi masyarakat untuk selalu memakai masker dan menyempurnakannya dengan protokol kesehatan lainnya, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak.

Dalam upaya edukasi menggunakan masker ini, dr Grace juga menekankan pentingnya melakukan ajakan dengan cara yang nyaman dan menyenangkan, khususnya kepada generasi muda.

“Kita harus tunjukkan seberapa hebat kita bisa terus sadar mengenakan masker. Inti ajakan dari GPM adalah pokoknya pakai masker dulu. Masker apapun jenisnya. Kita harus sadar, bahwa sekarang mengenakan masker itu seperti halnya kita mengenakan baju,” ujar dr Grace.

 


Masker Fashion Item

Sementara itu, pelaku seni, Jeremy Teti menambahkan bahwa saat ini masker berkembang menjadi salah satu item fesyen.

“Jadi tidak perlu merasa penampilan kita berkurang, karena mengenakan masker. Masker justru bisa meningkatkan fesyen. Dengan masker, kita punya penampilan yang sehat, penampilan yang prokes,” katanya.

Jeremy juga mengingatkan pentingnya mengenakan masker secara benar, khususnya bagi orang dengan mobilitas tinggi. Selain masker, membersihkan diri juga mutlak dilakukan sebelum memasuki rumah untuk perlindungan keluarga.

Public figure punya tanggung jawab moral menjadi role model (tokoh panutan) orang-orang sekitarnya. Kita harus mencontohkan protokol kesehatan yang benar. Selain itu, memotivasi dan meyakinkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin,” kata Jeremy Teti.

Pada kesempatan tersebut, ketiga narasumber mengimbau masyarakat untuk tidak terjebak dalam euforia pasca penurunan level PPKM di Jawa Bali. Perbaikan situasi COVID-19 tidak boleh membuat kita lengah, melainkan harus tetap disikapi dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan.


Infografis COVID-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya