Mobilitas Indonesia Saat PPKM Lebih Rendah Dibanding Negara Tetangga

Mobilitas masyarakat Indonesia saat PPKM relatif rendah dibanding negara tetangga.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Sep 2021, 14:58 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2021, 21:25 WIB
DKI Jakarta Bebas Zona Merah
Warga beraktivitas di luar rumah saat PPKM level 3 di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (21/8/2021). Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, Jakarta sudah keluar dari zona merah setelah satu setengah bulan angka COVID-19 tinggi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Mobilitas masyarakat Indonesia saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) relatif rendah dibanding negara tetangga. Kebijakan PPKM yag diterapkan di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali mampu menekan angka mobilitas masyarakat.

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan, PPKM berhasil menekan mobilitas 20-30 persen. Upaya ini dapat menurunkan laju penularan virus Corona.

"Dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia dan Vietnam, mobilitas masyarakat Indonesia relatif rendah," ujar Maxi saat dialog virtual pada Selasa, 7 September 2021.

"Filipina berhasil menekan mobilitas bisa sampai 25-30 persen, namun kasus COVID-19 naik. Sedangkan Vietnam mobilitas masih tinggi 60-70 persen, sehingga kasusnya naik."

Walau mobilitas rendah dan terjadi penurunan kasus COVID-19, Maxi mengingatkan, masyarakat tak boleh abai.

"Jangan membuat euforia dan lengah, sehingga abai prokes. Misalnya, tidak memakai masker. Abai protokol kesehatan bisa membuat kasus COVID-19 kembali naik," pesannya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kasus COVID-19 dan Kesadaran Patuh Protokol Kesehatan

FOTO: RTH Jakarta Sudah Mulai Dibuka
Anak-anak bermain di Taman Puring, Jakarta, Minggu (14/3/2021). Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta akan terus melakukan evaluasi setiap pekan untuk menentukan, apakah kebijakan membuka Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan diteruskan atau tidak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kasus COVID-19, menurut Maxi Rein Rondonuwu, berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan (prokes). Meski begitu, diakui mengubah perilaku masyarakat tidaklah mudah, sehingga harus selalu diingatkan.

 “Tidak boleh jumawa, tetap harus patuhi prokes,” tandasnya.

Penurunan kasus positif COVID-19 nasional juga terkait dengan upaya percepatan vaksinasi yang dilakukan Pemerintah untuk mencapai target kekebalan kelompok (herd immunity) 208 juta penduduk.

Dalam hal ini, dibutuhkan sekitar 400 juta dosis vaksin COVID-19. Hingga akhir Agustus, sekitar 100 juta dosis vaksin COVID-19 sudah disuntikkan.

“Program vaksinasi on the track. Percepatan vaksinasi berjalan seiring dengan ketersediaan vaksin.  Pada Agustus 2021, stok vaksin di Indonesia mulai banyak," tambah Maxi melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.

"Jadi, kita bisa lakukan vaksinasi 1,5 juta sampai 2 juta vaksinasi per hari."


Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya