Nyeri Dada Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung, Kenali Karakteristiknya

Nyeri dada pun bisa jadi pertanda adanya penyakit jantung

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Okt 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi Nyeri Dada
Ilustrasi nyeri dada (Gambar oleh Pexels dari Pixabay )

Liputan6.com, Jakarta Dokter jantung dan pembuluh darah Primaya Hospital Makassar, Bambang Budiono mengatakan bahwa nyeri dada bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit jantung koroner (PJK).

Nyeri dada akibat jantung yang khas atau disebut angina pektoris stabil memiliki karakteristik yang bisa dibedakan dengan nyeri dada yang tidak disebabkan penyakit jantung (non cardiac).

Ciri khas nyeri dada angina pektoris dicetuskan akibat aktivitas fisik dan dapat reda dengan beristirahat. Nyeri juga terasa menjalar ke rahang, bahu, atau lengan.

“Nyeri dada pada angina tidak memiliki lokasi spesifik, bisa di dada kiri atau kanan, sekitar lambung, bahkan bisa juga dirasakan di punggung sehingga tidak dapat ditentukan dengan telunjuk terkait lokasi bagian tubuh yang mengalami nyeri dada,” ujar Bambang dalam seminar daring belum lama ini.

Selain nyeri dada, keluhan penyakit jantung koroner juga dapat dirasakan berupa dada terasa tertekan benda berat.

Dada juga terasa sesak bila beraktivitas, terutama pada penderita diabetes mellitus dan usia lanjut lantaran sudah munculnya neuropati (gangguan fungsi pada sistem saraf, termasuk yang memberi sensasi rasa sakit).

3 Jenis Nyeri Dada Akibat Jantung

Bambang, menambahkan, nyeri dada timbul akibat adanya gangguan keseimbangan supply dan demand. Otot jantung yang kekurangan supply oksigen (aliran darah) akan mengalami metabolism anaerob yang menghasilkan asam laktat.

Produksi asam laktat berlebih pada sel-sel otot jantung ini yang mencetuskan rasa nyeri dada.

Secara umum angina dibagi menjadi angina stabil, angina tak stabil, dan angina khas infark. Angina pektoris stabil adalah suatu keadaan di mana tak ada perubahan dalam derajat, intensitas dan frekuensi nyeri dada dalam 4 minggu terakhir.

Angina pectoris tak stabil terjadi jika terdapat peningkatan intensitas, durasi, dan frekuensi nyeri dada dalam kurun waktu empat minggu terakhir.

Sedangkan, angina khas infark atau serangan jantung adalah nyeri dada hebat yang disertai keluarnya keringat dingin dan berlangsung terus menerus hingga lebih dari 20 menit.

Nyeri Dada Akibat Asam Lambung

Bambang juga menjelaskan bahwa nyeri dada akibat jantung berbeda dengan nyeri dada akibat asam lambung.

“Nyeri lambung pada dasarnya bisa menjadi salah satu tanda dari angina dan bisa disertai muntah atau mual, terutama jika sumbatan terjadi pada pembuluh arteri koroner kanan sehingga sering terjadi misdiagnosis karena dianggap sakit maag," katanya.

“Oleh karena itu, perlu dilakukan anamnesa dan pemeriksaan yang lebih teliti,” Bambang menambahkan.

Nyeri ulu hati karena sakit maag atau GERD sering disertai keluhan lain seperti rasa terbakar di sekitar dada (heartburn) akibat adanya regurgitasi asam lambung (makanan yang telah ditelan namun kembali ke kerongkongan atau mulut).

Sakit maag bisa disertai gejala penyerta lain seperti sering sendawa, kembung, dan nyeri ulu hati jika terlambat makan.

Untuk memperkuat dugaan ada atau tidaknya penyempitan pembuluh darah koroner; pasien sebaiknya melakukan pemeriksaan penunjang misalnya rekaman jantung, treadmill test, atau ekokardiografi.

Gejala nyeri dada pada gangguan maag terjadi akibat:

- Produksi asam lambung berlebihan.

- Peradangan pada bagian kerongkongan (esophagitis) akibat regurgitasi asam lambung.

- Adanya iritasi atau luka pada mukosa (lapisan kulit dalam) lambung atau duodenum (bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong).

 

Infografis Jantung

Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya