Yoga, Bantu Atasi Gangguan Kecemasan

Yoga menjadi alternatif untuk mengelola kecemasan menjadi sehat secara utuh. Mengembalikan fungsi organ dan mental lebih optimal.

oleh Mina Megawati diperbarui 09 Okt 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2021, 07:00 WIB
Putu Dwijendra
Putu Dwijendra

 

Liputan6.com, Jakarta Praktisi yoga di Bali, Putu Dwijendra mengatakan umumnya kita tahu bahwa kesehatan hanya melingkupi fisik dan mental, namun kesehatan yang utuh saat kita mampu menyeimbangkan 5 aspek dalam diri yaitu Fisik – Energi – Pikiran – IQ – Spiritual.

Kelima aspek itu bisa membawa kita dalam satu harmoni kesehatan. Untuk menyeimbangkan lima aspek tersebut, seorang harus mengetahui lalu mengendalikan dengan baik apa yang tersimpan di Alam Sadar (Conscious) - Setengah Sadar (Subconscious) kondisi antara sadar dan tidak sadar - Tak Sadar (Unconscious).

Ketika seseorang menyimpan emosi, marah, kesal, yang terlalu kuat dan terjadi berulang maka area tak sadarnya akan menyimpan emosi tersebut bak tumpukan sampah. Jika terlalu kuat, maka lambat laun akan memengaruhi pikiran alam sadarnya (Conscious).

Berbeda pada kondisi individu yang mampu mengoreksi diri perihal apa saja yang sudah disimpan di alam tak sadarnya, dia akan mampu memisahkan mana yang baik (yang laik simpan) dan mana yang tidak laik. Ini yang membuat kemampuan alam sadarnya meningkat dan tak mudah dikuasai oleh pikiran alam tak sadarnya.

Beda lagi dengan kondisi mereka yang tanpa sadar sudah ‘mengisi’ ‘tabung unconscious’ oleh sesuatu yang dibawanya dari dalam kandungan dan sejak masa kanak-kanak, maka hal ini akan termanifestasi dalam jangka waktu lama.

Proses pelepasan atau release-nya akan memerlukan usaha yang lebih besar. Hal inilah yang kemudian kita pahami dengan istilah trauma.

“Yoga merupakan olah tubuh yang di dalamnya mencakup semua kebutuhan manusia. Dari Yoga, kita dapati kemampuannya dalam menjaga kesehatan dan keselarasan lima lapisan tubuh (Panca Kosa) yaitu Fisik (Tubuh) - Energi (Napas) - Pikiran (Mind) - Kecerdasan (Vijnana) - Jiwa (Soul),” kata Putu saat diwawancarai Health Liputan6.com.

Lima Hal Dalam Yoga Sistem

Di dalam yoga ada semacam sistem yang terus berputar dan saling memengaruhi. Individu yang mampu mengendalikannya akan dapat menghindarkan diri dari akibat penumpukan hal negatif dalam diri.

“Manusia hanya bisa mengusahakannya agar tetap seimbang, tak untuk menghilangkannya. Karena baik dan buruk sudah menjadi sifat alamiah manusia dan kodrat penciptaan,” kata Putu

Lima Hal Dalam Yoga Sistem

Manas (Mind) – Ketika kita menggunakan mind selalu terjadi duality (kebingungan antara dua pilihan).

Budhi – Ketika terjadi duality (saat manusia berasa dalam dua pilihan). Sang Budhi akan berbicara dari sisi kearifan memberikan pengaruh baik ke pikiran (mind).

Ahamkara (Ego) – Kala Budi menasehati mind (pikiran), maka Ego muncul. Sifat egois ini adalah lawan dari Budhi. Ego akan menang jika manusia menuruti hasrat buruk dalam dirinya. Kondisi akan berbalik (Ego menjadi turun atau stabil) jika seseorang dalam kondisi memasrahkan sesuatu yang terjadi pada dirinya maka Sang Budhi yang akan naik.

Citta (Store) – Penyimpanan ini lokasinya ada di Alam Tak Sadar kita (Unsconscious). Anxiety atau kekhawatiran muncul saat sistem storage (penyimpanan seseorang penuh atau overload). Anxiety akan bisa teratasi saat kita berusaha melepas (release) sampah pikiran sistem storage kita.

Poses release hanya bisa terjadi dengan usaha yang dilakukan terus menerus dalam mengisi alam tak sadar kita. Baik yang diisi maka baik pula yang akan dituai, pun sebaliknya.

Putu Dwijendra di Udana Yoga Bali
Putu Dwijendra di Udana Yoga Bali

Anxiety (Kecemasan)

Awal mula pencetus kecemasan adalah pada kealpaan seseorang mengatur ritme napasnya. Pemicunya datang dari banyak hal di sekitar kita seperti rasa grogi pada satu hal, ketakutan akan sesuatu benda atau kejadian yang belum tentu terjadi.

“Ketika napas tenang (steady), maka jiwa pun akan tenang,” kata pemilik Udana Yoga, Bali ini. 

Anxiety atau kecemasan itu gejala normal yang terjadi pada setiap orang yang dapat dikendalikan. Anxiety normal yaitu saat kita berhadapan dengan satu hal, terpantiklah sesuatu di kepala yang kemudian memicu detak jantung menjadi lebih cepat, namun kita mampu mengendalikannya.

Sedangkan, pada saat timbul kekhawatiran karena satu hal tertentu lalu menyebabkan napas kita menjadi pendek, tersengal-sengal, detak jantung berdegup kencang, namun kita gagal unuk mengendalikannya, saat itulah terjadi ketidaknormalan dalam diri atau sering disebut anxiety disorder.

Anxiety berlebihan akan dan bermanifestasi di dalam tubuh dan di kemudian hari akan memicu timbulnya stres. Akumulasi beban psikis ini perlahan akan mengenai atau menyakiti fisik seperti hipertensi, jantung, nafsu makan terganggu, mag, dan masalah pencernaan. Kondisi ini kemudian dinamai psikosomatis.

Yoga dan Teknik Pengendalian Napas

Yoga merupakan satu jenis olahraga yang di dalam sudah mencakup semua lapisan. Mulai dari Fisik, Energi, Pikiran, Kecerdasan, hingga Jiwa.

 

Peran Gerak Yoga Fisik

Peragangan (stretching) pada yoga adalah proses perlawanan pada saat ituah terjadi proses pelepasan (release) terjadi tanpa disadari.

Gerakan meregangkan anggota tubuh backband dan forwardband pada yoga membuat otot dada elastis. Ketika elastis rongga dada akan mudah diisi lebih banyak oksigen. Para yogi, yogini akan dapat mengendalikan saraf parasimpatetik yang murni dikendalikan oleh emosi.

Dalam olahraga yoga kita diajak melakukan Pranayama. Suatu proses mengenali, mengatur dan mengendalikan napas kita sendiri. Napas adalah sumber energi manusia yang jika dikelola maka akan dapat membantu memperbaiki masalah dalam diri seseorang.Proses masuk (inhale) dan keluarnya napas (exhale) napas melalui hidung. Keteraturan napas adalah kunci pada yoga.

“Saat anxiety sudah dirasa mengganggu, saat itulah kita sudah mulai bergerak melakukan sesuatu sebelum fisik kita dicederai karenanya,” kata Putu Dwijendra.

Inilah yang kemudian membuat para yogi dapat mengatur ritme napasnya. Napas yang panjang dan dalam dapat akan memaksimumkan oksigen yang masuk ke rongga dada, hal ini yang kemudian menstabikan detak jantung bereaksi pada pikiran, dan kemudian otak akan mengirimkan signal rileks pada seluruh anggota tubuh.

 

Peran Yoga Nidra & Meditasi

Saat melakukan meditasi dan nidra di sana akan terjadi proses pelepasan (release). Area tubuh yang termanifestasi oleh ‘sampah pikiran’ akan bereaksi bisa serupa getaran (shaking).Tiga hal yang direlease dalam proses ini mencakup Pikiran (Mind) – Napas (Energy) – Jiwa (Soul).

Tiga elemen yang saling terkait dalam proses kehidupan. Pikiran, napas, dan jiwa kita saling terkoneksi. Yoga bukanlah filosofi yang mengawang-awang, namun practical. Implementasinya langsung pada kehidupan kita. Inilah yang diinginkan para Yogi jaman dulu menginginkan kita mengambil nektar atau inti saat berlatih yoga. Mengambil benang merah yang berhubungan dengan kehidupan.

 

Dokter Darmika, Putu Dwijendra & Team
Dokter Darmika (kiri), Putu Dwijendra (kanan) & Scoliosis Team di Udana Yoga, Bali

Tips Mengatasi Anxiety

 

Dokter I Gusti Putu Darmika, Hypnotherapist di Bali, melalui pesan singkat pada Health Liputan6.com, Minggu (03/10/21), memberikan beberapa tips mengatasi rasa cemas, antara lain:

1. Kenali apa yang memicu kecemasan. Pelankan pikiran.

2. Jika sudah ditemukan, coba untuk lebih memperjelasnya. Bayangkan atau amati dengan lebih detail, makin jelas akan makin baik. Jangan pernah mengabaikan, menghindari hal terkecil apa pun yang muncul di pikiran kita. Jika terbayang sesuatu yang buruk maka terus perjelas hal buruk tersebut.

3. Berikan ruang dan waktu untuk kita lebih mengenali perasaan tersebut. Apabila emosi negatif yang muncul, jangan terburu-buru dilawan dengan pikiran positif. Izinkan dia tetap ada, tetap sediakan ruang untuknya sampai tubuh menerima, terasa lebih baik dan nyaman. Biarkan semua mengalir keluar secara alami.

4. Pikiran positif akan datang dengan sendirinya atau biarkan semua dalam kondisi netral.

 

“Maka dari itu, sakit fisik yang dialami seseorang adalah hasil manifestasi dari apa yang menumpuk di alam tak sadarnya (unconscious). Dan mereka yang berkeinginan kuat dengan terus melakukan yoga akan terhindar dari manifestasi yang lebih buruk di masa mendatang,” pungkas Putu Dwijendra di akhir sesi bincang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya