Ibu Hamil dengan Asma Tetap Bisa Berolahraga, Ini Tipsnya

Dilihat dari tujuannya, olahraga dapat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil. Namun, patut diwaspadai adanya perubahan fisiologis saluran pernapasan saat masa kehamilan.

oleh Mina Megawati diperbarui 22 Okt 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2021, 08:00 WIB
Asma Pada Ibu Hamil
Asma Pada Ibu Hamil

Liputan6.com, Jakarta Olahraga dapat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil. Namun, patut diwaspadai adanya perubahan fisiologis saluran pernapasan saat masa kehamilan. Hormon progesteron menyebabkan resistensi saluran napas dan meningkatkan sensitifitas pusat pernapasan terhadap karbondioksida.

Dokter Ketut Suhendro, MKes., AIFO., SpOG, menjelaskan perihal asma merupakan penyakit obstruksi saluran napas yang sering dijumpai pada kehamilan dan persalinan. Sekitar 1-4 persen wanita hamil menderita asma.

Asma dapat dikenali dari beberapa gejalanya seperti batuk, sesak, mengi (wheezing), dan kadang adanya rasa nyeri di dada,” ujar dokter yang kini bertugas di Kasih Ibu Hospital Tabanan dan Klinik Kasih Ibu Bajra, Bali, kepada Health Liputan6.com, Senin, (18/10/21).

 

Efek Asma Pada Kehamilan

Beberapa efek asma yang terjadi pada kehilan diantaranya: abortus, persalinan premature, hipoksia neonates, kematian perintal, kematian maternal (ibu hamil), preeklamsia (hipertensi pada kehamilan).

Terapi Asma Pada Ibu Hamil

Obat (pereda dan pengontrol serangan asma) dan aktivitas fisik (olahraga) untuk mengontrol penyakit asmanya.

Asma pada ibu hamil dikatakan terkontrol apabila memiliki ciri sebagai berikut seperti disampaikan Suhendro:

1. Gejala minimal atau tanpa gejala

2. Tanpa keterbatasan aktivitas harian

3. Tanpa gejala asma malam

4. Kebutuhan obat pereda serangan asma minimal

5. Fungsi paru-paru normal atau hampir normal

6. Efek samping obat minimal

7. Tanpa serangan asma berat

Ciri-ciri Asma Terkontrol

 

Manfaat Olahraga Pada Ibu Hamil

Olahraga pada ibu hamil dapat membantu meningkatkan kebugaran fisik, meningkatkan kapasitas paru, mengurangi pembengkakan saluran pernapasan. Lalu, mengurangi peradangan (inflamasi) pada saluran pernapasan, pola pernapasan yang lebih efisien, mengurangi spasme otot pernapasan, melatih otot-otot pernapasan. Dengan adanya maanfaat olahraga tersebut, ibu hamil dapat mengontrol frekuensi dan tingkat keparahan serangan asmanya.

Suhendro mengatakan ada beberapa alternatif olahraga bagi ibu hamil dengan asma. Mulai dari berenang, jalan kaki, jogging, sepeda statis, lari. Namun, jangan sampai olahraga memicu serangan asma.

“Pada sebagian ibu hamil, olahraga dapat memicu terjadinya serangan asma,” kata dokter Suhendro.

Bila ini terjadi, biasanya si ibu untuk sementara menghindari aktivitas olahraga tersebut. Dampaknya kondisi fisiknya semakin menurun, sehingga ibu hamil tersebut dapat mengalami serangan asma pada saat tubuh beraktivitas fisik yang ringan.

Oleh karena itu ibu hamil dengan asam disarankan melakukan olahraga secara teratur untuk meningkatkan kebugaran fisik dan mengurangi keluhan selama hamil.

“Ibu hamil baiknya mewaspadai beberapa aktivitas fisik (olahraga) yang dapat mencetuskan serangan asmanya,” ujar Suhendro.

Waspadai EIA (Exercise Induced Asthma)

Mencegah Keguguran
Ilustrasi Kehamilan Credit: pexels.com/Mila

Langkah Pencegahan Serangan Asma Saat Ibu Hamil Berolahraga

Gaya Hidup Ibu Hamil
Ilustrasi Gaya Hidup Ibu Hamil Credit: pexels.com/Yan

Gejala dapat muncul saat mulai olahraga, mencapai puncaknya 8-15 menit setelah selesai olahraga dan biasanya gejala akan pulih kembali setelah 60 menit kemudian.

Ini umumnya terjadi pada olahraga dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama seperti sepakbola, basket, bulu tangkis, dan balap sepeda.Cara mengetahui EIA adalah dengan melakukan exercise challenge test.

Berkurangnya 10-15% FEPR atau FEV1 setelah melakukan treadmill selama 6 menit dengan intensitas 85-90% denyut nadi maksimal merupakan tanda ibu hamil tersebut mengalami EIA.

Kenali Faktor yang Memengaruhi Terjadinya EIA (Exercise Induced Asthma)

Beberapa diantaranya seperti: kondisi udara sekitar, lama, jenis, dosis, dan intensitas olahraga, paparan terhadap allergen, keteraturan minum obat pengontrol asma, kondisi kebugaran fisik yang rendah, infeksi saluran perpapasan, dan jarak waktu serangan EIA terakhir.

 

1. Pastikan tersedia obat pereda asma

2. Pemanasan sebelum olahraga (10-15 menit)

3. Gunakan dosis olahraga dengan intensitas naik secara bertahap (FITT)

4. Pendinginan setelah olahraga (10-15 menit)

5. Penihi kebutuhan cairan sebelum, saat dan setelah olahraga

6. Ketahui kualitas udara dan hindari allergen di sekitar tempat kita melakukan olahraga

7. Bernapas lewat hidung

8. Instirahat sejenak selama melakukan aktivitas olahraga

 

“Ibu hamil dengan asma dapat melakukan aktivitas olahraga secara teratur sesuai dosis olahraga yang dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran fisik dan meningkatkan kualitas hidupnya,” pungkas Suhendro menutup perbincangan.

 

 

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19.

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya