Mengenal Endokarditis, Infeksi pada Jantung

Gejala endokarditis bisa berkembang perlahan dalam hitungan minggu atau bulan (subacute endocarditis).

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2021, 00:00 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 00:00 WIB
Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Ilustrasi Penyakit Jantung Credit: pexels.com/Jonathan

Liputan6.com, Jakarta - Individu dengan kondisi jantung tertentu rentan mengalami infeksi pada organ vital tersebut. Infeksi pada lapisan dalam jantung dikenal dengan sebutan endokarditis. Kondisi ini umumnya disebabkan karena bakteri masuk ke dalam aliran darah yang lalu menginfeksi bagian jantung yang rusak. 

Seperti disampaikan Resident Medical Officer RS Jantung Diagram Siloam Cinere dr Frendy, umumnya endokarditis tergolong jarang dan tidak dialami individu dengan jantung yang sehat. Namun, orang dengan kondisi tertentu rentan mengalaminya.  

"Misalnya, pada jenis penyakit jantung tertentu, penderita penyakit jantung bawaan, penderita kardiomiopati, dan seseorang dengan katup jantung prostetik. Akan lebih baik jika diketahui memiliki endokarditis, harus segera ditangani karena dapat merusak katup jantung, dan memicu komplikasi yang berbahaya, " tutur Frendy melalui platform zoom meting RS Jantung Diagram, Selasa (19/10/2021) di kota Cinere Depok.

Perlu dicermati bahwa gejala endokarditis bisa berkembang secara perlahan dalam hitungan minggu atau bulan (subacute endocarditis) ataupun mendadak hanya dalam beberapa hari (acute endocarditis). Hal tersebut tergantung pada kuman penyebab infeksi, dan apakah penderita mengalami gangguan jantung.

 

Gejala Endokarditis

Adapun gejala endokarditis menurut Frendy berupa nyeri dada yang timbul pada saat menarik napas, nyeri sendi otot, lemas karena kelelahan, keringat dingin, sesak napas, dan bengkak pada kaki atau perut. 

Frendy mengatakan gejala-gejala tersebut bisa dirasakan dan penanganan dini terbaik adalah dengan berkonsultasi ke dokter spesialis. 

Komplikasi yang sangat mungkin timbul pada penderita endokarditis, jelas Frendy antara lain kerusakan katup dan gagal jantung, darah "berbakteri" bila sampai ke jaringan otak dapat menimbulkan stroke, dan terbentuknya abses.  

Urutan penanganan endokarditis tergantung pada kasus yang dialami, antara lain pemeriksaan fisik oleh dokter, tes laboratorium dan kultur darah, rontgen thorax, EKG, USG jantung, CT Scan serta MRI. 

Pengobatan endokarditis menurut Frendy terdiri dari pemberian antibiotik intravena dosis tinggi, operasi jantung dan atau penggantian katup jantung. Masing-masing tindakan tersebut tergantung pada kasus endokarditis yang dialami pasien. 

Kelebihan dan Kekurangan Penggantian Katup Jantung

Pada tindakan penggantian katup jantung, katup yang digunakan ada dua macam yaitu katup jantung Biologis yang terbuat dair katup jantung sapi, babi atau manusia; dan katup jantung buatan atau mekanik yang terbuat dari karbon dan titanium. 

Frendy menjelaskan, ada kerugian dan keuntungan terhadap penggunaan dua macam katup jantung tersebut. Pada penggunaan katup Biologis, pasien tidak perlu mengkonsumsi obat pengencer darah jangka panjang karena beresiko rendah pembekuan darah. Namun kelemahannya katup jantung biologis tidak tahan lama.

"Memiliki daya tahan yang lebih lemah 10-20 tahun saja yang artinya memerlukan tindakan operasi ulang bila katup biologis tersebut mulai 'rusak'," tutur Frendy.

Sementara katup jantung mekanik, daya tahannya lebih kuat dan lama, bahkan hingga seumur hidup pasien. Tetapi, katup jantung mekanik berisiko terbentuknya pembekuan darah sehingga pasien akan terus minum obat pengencer darah.

Meski belum diketahui secara lebih dalam, Frendy menyarankan untuk melakukan pencegahan infeksi pada jantung dengan memerhatikan kesehatan mulut, gigi dan gusi dengan kontrol setiap 6 bulan.

Hal lainnya adalah memastikan gigi palsu terpasang dengan normal, hindari penyalahgunaan jarum suntik, dan beberapa hal tentang kesehatan darah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya