Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 291 nama pahlawan yang gugur saat penanggulangan pandemi akan tercatat di Monumen Perjuangan Pandemi COVID-19 Jawa Barat, Jalan Surapati, Kota Bandung.
Menurut Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Jawa Barat Boy Iman Nugraha dari seluruh pahlawan itu terdapat 44 tenaga kesehatan berstatus sebagai aparatur sipil negara.
"Nama-nama para tenaga kesehatan, relawan maupun aparatur sipil negara (ASN) yang terlibat dalam penanganan COVID-19 di Jabar yang dipahat di dua sisi kiri dan kanan gerbang monumen," ujar Boy dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Sabtu, 6 November 2021.
Advertisement
Boy menerangkan Monumen Perjuangan COVID-19 Jawa Barat merupakan salah satu cara pemerintah menghargai perjuangan para tenaga kesehatan, relawan dan ASN yang terlibat dalam penanganan pandemi.
Boy menyebutkan melalui monumen, masyarakat yang memanfaatkan kawasan tersebut diajak untuk sama-sama merenungkan dan terus berupaya meminimalisir kasus COVID-19 di Jawa Barat.
"Direncanakan pembukaan akan dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada 10 November 2021, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan," kata Boy.
Baca Juga
Sebuah penghargaan atas dedikasi
Boy mengatakan Monumen Perjuangan Pandemi COVID-19 Jawa Barat merupakan bagian dari kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
Terdapat empat segmen di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Monumen Perjuangan Pandemi COVID-19 sendiri termasuk segmen pertama bersama dengan Kawasan Gasibu dalam areal Welcome Plaza.
"Awalnya Pemda Provinsi Jabar hanya akan membangun Welcome Plaza di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Tapi di tengah perjalanan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengusulkan ide membangun monumen untuk menghormati para nakes yang berjuang di garda terdepan," ucap Boy.
Boy menambahkan sedangkan untuk segmen kedua di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat adalah Griya Kriya atau tempat promosi, Segmen ketiga Ruang Festival, dan Segmen keempat adalah Monumen Perjuangan Rakyat Jabar di Jalan Dipatiukur sebagai induknya.
Monumen ini diperuntukkan sebagai pengingat seluruh kelompok masyarakat, dalam menangani pandemi tidak mudah dan butuh pengorbanan termasuk jiwa.
“Jadi ada dua esensi. Satu sebagai penghargaan terhadap dedikasi, yang kedua adalah sebagai tempat perenungan bagi kita bahwa COVID 19 harus dihadapi bersama oleh kita semua dengan menjaga protokol kesehatan, menjaga diri kita, menjaga keluarga kita, menjaga lingkungan kita untuk tetap sehat,” tukas Boy.
Advertisement
sudah direncanakan sejak 2013
Pembangunan monumen ini sudah direncanakan sejak 2013-2014 lalu, di mana Pemerintah Jawa Barat sudah merencanakan merevitalisasi kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat dan Gasibu.
Bersamaan dengan PON 2016, kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat dengan Gasibu dijadikan etalase Jawa Barat.
"Kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat plus Gasibu itu sudah dikelola dan tata mulai tahun 2014 hingga 2016. Hingga 2016 tersebut hanya baru Gasibu yang selesai," ungkap Boy.
Boy menjelaskan pada Tahun 2020 Pemerintah Jawa Barat melalui Dinas Perumahan Permukiman telah memiliki anggaran untuk revitalisasi kawasan Monumen Perjuangan Jawa Barat atau Monju.
Namun karena terjadi pandemi yang dimulai sejak Maret tahun 2020 , kita mengalami refocusing, rasionalisasi anggaran dan Welcome Plaza ini baru rampung pembangunannya.
"Welcome Plaza ini semula dijadikan gerbang pandang yang menghubungkan Gedung Sate – Monju dan Gunung Tangkubanparahu. Ibarat membingkai, pola dari utara maka akan terlihat Kawasan Gasibu dan Gedung Sate. Sedangkan jika membingkai dari selatan akan terlihat Kawasan Monju dan Gunung Tangkubanparahu," sebut Boy
Infografis Boleh dan Tidak Boleh Sebelum - Setelah Vaksinasi Covid-19
Advertisement