Kebijakan PPKM Level 3 Jelang Nataru, Epidemiolog: Tanpa Dasar

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono menanggapi kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 jelang libur Natal dan tahun baru.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Nov 2021, 21:46 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2021, 16:50 WIB
Kesiapan Stasiun Gambir Jelang Masa Nataru
Suasana ruang tunggu calon penumpang Kereta Api Jarak Jauh di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (16/12/2020). Selama masa Natal dan Tahun Baru 2020/2021 (18 Desember 2020 - 6 Januari 2021), PT KAI Daop 1 Jakarta akan mengoperasikan 47 KA jarak jauh setiap harinya. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono menanggapi kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 jelang libur Natal dan tahun baru.

Menurutnya, kebijakan tersebut tidak akan efektif karena tidak memiliki dasar penetapan PPKM.

“Menetapkan level itu harus ada dasarnya, kalau enggak ada dasarnya ngawur namanya. Itu akan membabi buta dan tidak akan dipatuhi masyarakat,” kata Pandu kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (19/11/2021).

Ia juga berpendapat, jika pun PPKM level 3 ini tidak diterapkan maka tidak akan ada masalah seperti lonjakan  kasus yang sangat tinggi.

“Enggak, lonjakan ya biasa saja tidak usah takut, asal tidak terlalu tinggi saja. Setiap libur panjang kan pasti ada lonjakan, kasus boleh meningkat tapi enggak ada yang masuk rumah sakit.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gelombang ke-3 Tak Memenuhi Syarat

Lebih lanjut, Pandu menanggapi terkait prediksi gelombang ke-3 COVID-19 yang diperkirakan akan terjadi di akhir 2021 atau awal 22.

“Yang namanya gelombang kan sangat tinggi, persyaratan untuk mencapai itu enggak ada.”

Adapun persyaratan untuk memicu terjadinya gelombang ke-3 menurut Pandu salah satunya adalah varian baru.

“Sampai sekarang enggak ada varian baru yang lebih ganas dari varian Delta.”

Selain itu, pemicu lainnya adalah terjadi kegiatan kumpul-kumpul tanpa menerapkan protokol kesehatan. Dan, capaian vaksinasi yang masih rendah di daerah-daerah tujuan orang saat merayakan tahun baru.

“Sekarang kan digenjot terus vaksinasinya, kondisi kita beda dengan tahun lalu. Tahun lalu belum ada vaksinasi, tahun lalu belum ada aplikasi PeduliLindungi.”


Tidak Perlu PPKM

Pandu menyimpulkan, untuk mencegah gelombang ke-3, sebetulnya di Indonesia tidak perlu diterapkan PPKM level 3.

“Jadi untuk mencegah gelombang ke-3 itu lakukan yang sekarang sedang dilakukan, enggak usah PPKM. PPKM itu kan berdasarkan indikator-indikator epidemiologi. Sedangkan indikator epidemiologi sekarang sudah menurun drastis memang sudah seharusnya dilonggarkan,” pungkasnya. 

 


Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III COVID-19 Saat Libur Nataru

Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya