Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan belum memiliki data yang cukup mengenai keparahan varian Omicron COVID-19. Data satu bulan terakhir malah menunjukkan ke arah tingkat hospitalisasi yang rendah.
"Kami memiliki beberapa data rujukan, yang menyebutkan bahwa jumlah orang yang masuk rumah sakit lebih rendah," kata Kepala Teknis WHO dalam penanganan pandemi COVID-19, Maria van Kerkhove dalam diskusi dengan media pada Rabu, 22 Desember 2021.
Baca Juga
Maria mengingatkan itu masih data awal. Belum bisa disimpulkan varian Omicron tidak lebih bahaya dan parah dari Delta. Hal ini mengingat varian ini belum beredar cukup lama di populasi dunia, terutama pada kelompok rentan.
Advertisement
Jelang libur Natal dan Tahun Baru, Maria mengingatkan masyarakat dunia untuk tetap waspada menghadapi Omicron serta varian lain COVID-19.
"Kami meminta masyarakat berhati-hati, kami meminta negara-negara berhati-hati, terutama karena liburan akan datang," kata Maria mengutip Channel News Asia.
Hasil Studi Awal: Terpapar Omicron Kecil Kemungkinan Masuk RS
Sebuah penelitian awal di Afrika Selatan, salah satu negara yang melaporkan kejadian awal kasus Omicron, menunjukkan tingkat hospitalisasi yang rendah pada mereka yang terpapar varian B.1.1.529 ini.
Penulis studi menduga salah satu kemungkinan angka hospitalisasi rendah pada pasien yang terpapar Omicron karena kekebalan yang tinggi dalam populasi. Pada sebagian masyarkat kini sudah banyak yang menerima vaksinasi COVID-19, lalu ada juga yang terpapar COVID-19 yang menimbulkan kekebalan alami.
Mengingat manfaat vaksinasi COVID-19 yang besar, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam banyak kesempatan meminta negara-negara dunia agar tidak egois dalam penggunaan vaksin. Ia meminta negara-negara dunia menyerukan kesetaraan vaksin COVID-19 bagi semua. Bila ini terjadi bisa memunculkan harapan tahun depan pandemi berakhir.
Advertisement