Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Deteksi Dini Kanker Prostat, Cara Tingkatkan Harapan Hidup Pria

Data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, kanker prostat di Indonesia diprediksi menduduki peringkat ke-11 dengan jumlah kasus mencapai 31 per 100 ribu populasi.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 30 Jan 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2022, 16:00 WIB
Deteksi Dini Kanker Prostat Bisa Tingkatkan Angka Harapan Hidup hingga 90 Persen
Deteksi dini kanker prostat dapat meningkatkan angka harapan hidup seseorang. (Pexels/nataliyavaitkevich).

Liputan6.com, Jakarta - Ahli urologi Prof dr Chaidir A. Mochtar, SpU(K), PhD menjelaskan, kelenjar prostat normal pada pria dewasa berukuran 15 - 20 cc. Namun, secara alami prostat memiliki kecenderungan membesar ketika pria menginjak usia 40 tahun.

Menurutnya, sebanyak 50 persen pria pada usia 60 mengalami pembesaran prostat. Persentase pembesaran prostat meningkat hingga 80 persen pada usia 70-80 tahun. Meski demikian, hanya 25 persen yang membutuhkan pengobatan.

"Seiring berjalannya waktu, prostat akan mengalami gangguan dan perubahan. Salah satunya adalah terjadinya pembesaran pada prostat yang dapat bersifat jinak maupun ganas (kanker prostat)," jelas Chaidir, Sabtu (22/1).

Deteksi dini kanker prostat melalui rangkaian pemeriksaan penting dilakukan karena dapat menambah harapan hidup pria. Kanker prostat adalah kanker yang muncul pada prostat, kelenjar kecil serupa kenari pada pria yang berfungsi menghasilkan air mani.

Cairan mani memberi energi pada sperma dan mengurangi keasaman pada saluran vagina. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan saluran anus. Paga bagian tengah prostat terdapat uretra, saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih hingga keluar melalui lubang penis.

"Oleh sebab itu, kelenjar prostat memiliki peranan penting pada kesuburan pria," imbuh Chaidir yang berpraktik di Siloam Hospitals Asri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Hampir seluruh kanker prostat merupakan adenocarcinoma, kanker yang berasal dari sel kelenjar.

Pada stadium awal kanker prostat, sel kanker masih terlokalisir dalam kelenjar prostat atau di sekitar organ terdekat. Pada kasus-kasus ii, diketahui angka harapan hidup adalam kurun waktu 5 tahun mencapai hampir 100 persen.

Sementara pada stadium lanjut, sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya di luar prostat. Hal tersebut menyebabkan angka harapan hidup dalam kurun 5 tahun pun menurun hingga 30 persen.

Penyebab kanker prostat masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Namun, data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, kanker prostat di Indonesia diprediksi menduduki peringkat ke-11 dengan jumlah kasus mencapai 31 per 100 ribu populasi.

 

 

 

Faktor Risiko Kanker Prostat

Prof dr Chaidir A. Mochtar, SpU(K), PhD
Prof dr Chaidir A. Mochtar, SpU(K), PhD (Foto: Dok. Istimewa)

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab kanker prostat pada pria. Diantaranya usia lebih dari 50 tahun dan memiliki keluarga dengan riwayat kanker prostat atau kanker lainnya.

Dari sisi etnik, risiko lebih besar/tinggi dimiliki oleh keturunan ras Afrika-Amerika yang memiliki obesitas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya gerak dan diet tinggi lemak jenuh.

Gejala yang dialami penderita kanker prostat meliputi keluhan saluran kemih bawah, seperti sering buang air kecil (terutama saat malam hari), buang air kecil teputus-putus, dan sensasi tidak lampias saat selesai buang air kecil.

Perlu diketahui juga bahwa fase awal kanker prostat dapat tidak bergejala. Selain itu, perlu diwaspadai tanda-tanda penyebarannya seperti nyeri tulang, kesemutan pada kedua tungkai, dan kelemahan pada kedua tungkai.

 

Penanganan Kanker Prostat

Pada pemeriksaan untuk diagnosis kanker prostat, pasien akan diwawancarai mengenai riwayat penyakitnya dan dilakukan colok dubur. Kebanyakan kanker prostat terletak di zona perifer prostat dan dapat dideteksi dengan colok dubur jika volumenya > 0,2 ml.

Jika terdapat kecurigaan adanya kanker prostat dari pemeriksaan colok dubur seperti benjolan keras, bentuk asimetris, atau berbenjol-benjol, maka dapat dilakukan biopsi prostat sebagai pemeriksaan definitif dari kanker prostat.

Pemeriksaan awal yang dapat dilakukan sebelum melakukan biopsi adalah pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA) untuk mendukung kecurigaan dari pemeriksaan colok dubur. PSA juga bisa dipakai tersendiri sebagai sarana screening, karena pemeriksaan colok dubur sering kali prostat terkesan normal. Apabila telah diketahui terdapat kanker prostat, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan stadium kanker dengan pemeriksaan MRI, Bone Scan, serta PET Scan.

Untuk kanker prostat stadium awal, pilihan penanganannya adalah surveilans aktif, operasi pengangkatan prostat, atau radioterapi. Di sisi lain, kanker prostat stadium lanjut dapat ditangani dengan terapi hormonal, kemoterapi, radioterapi, maupun terapi kombinasi yang sangat disarankan oleh Ikatan Ahli Urologi Indonesia.

Setelah dilakukan terapi, pasien tetap perlu mempraktikkan pola hidup sehat dan kontrol secara rutin. Pola hidup sehat dilakukan dengan cara diet dengan nutrisi seimbang, hindari merokok, dan aktivitas fisik rutin. Segera konsultasikan ke dokter apabila memiliki ciri-ciri gejala kanker prostat untuk penanganan lebih lanjut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya