Anak jadi Kontak Erat Pasien COVID-19, Orangtua Harus Bagaimana?

Ini yang seharusnya orangtua lakukan ketika tahu anak kontak erat kasus COVID-19

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 02 Feb 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 09:00 WIB
Semangat Pulih Pasien Covid-19
Seorang anak berolahraga di sekitar taman Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (6/12/2020). Setiap pagi dan sore hari pihak RSD Wisma Atlet memperbolehkan pasien Covid-19 keluar kamar untuk berolahraga sekaligus menikmati udara segar. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Seseorang yang berdekatan dengan kasus COVID-19 atau yang memiliki gejala terpapar Virus Corona dalam jarak satu meter selama 15 menit atau lebih masuk kriteria kontak erat.

Misal, saat pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dilakukan tanpa protokol kesehatan, kemudian didapatkan ada satu atau dua orang murid yang terkonfirmasi COVID-19, anak Anda bisa saja masuk kriteria kontak erat.

Bila ini terjadi pada si Kecil, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan seperti dikutip dari Panduan bagi Keluarga dan Masyarakat yang dirilis Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

1. Anak segera isolasi mandiri

2. Lapor ke Puskesmas setempat

3. Puskesmas akan menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan COVID-19 berupa swab test PCR atau antigen.

Anda dapat juga membawa anak ke laboratorium atau fasilitas yang menyediakan pemeriksaan swab PCR atau antigen:

- Jika hasil negatif, lanjutkan isolasi mandiri

- Jika hasi positif, lanjutkan isolasi mandiri sesuai arahan dari puskesmas atau petugas kesehatan setempat.

4. Setiap hasil positif laporkan kembali ke Puskesmas dan tetap lanjutkan isolasi mandiri.

Kemenkes RI dan IDAI menyatakan bahwa untuk melakukan COVID-19, Anda dapat menghubungi puskesmas terdekat atau laboratorium terdaftar yang terdapat di situs Litbangkes RI.

Pemeriksaan swab, baik PCR atau antigen, dilakukan dengan memasukkan alat seperti lidi kapas ke dalam rongga hidung atau rongga tenggorokan yang dilakukan oleh petugas kesehatan atau ahli.

Ibu Positif COVID-19, Ini Panduan Mengasuh Bayi Baru Lahir

1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

- Dapat dilakukan bila status ibu adalah kontak erat atau kasus suspek COVID-19 dan dapat dipertimbangkan pada ibu dengan status terkonfirmasi COVID-19 (gejala ringan/tanpa gejala) bila klinis ibu maupun bayi baru lahir dikatakan stabil.

- Ibu dapat menggunakan alat pelindung diri, minimal pakai masker.

- Pastikan ibu mencuci tangan sebelum menyentuh dan menyusui bayi, serta melakukan etika batuk yang baik.

2. Bayi sehat dari ibu suspek COVID-19 dapat dirawatgabung dan menyusu langsung dengan mematuhi protokol pencegahan secara tepat.

3. Bayi dari Ibu terkonfirmasi COVID-19 dilakukan perawatan diruang isolasi khusus terpisah dari ibunya.

Bila kondisi ibu tidak memungkinkan mengasuh bayi

4. Jika kondisi Ibu tidak memungkinkan merawat bayinya, maka keluarga lain yang berkompeten dan tidak terinfeksi COVID-19 dapat merawat bayi, termasuk membantu pemberian ASI perah selama Ibu dalam perawatan.

5. Pastikan ASI diperah mengikuti protokol kesehatan, botol ASIdibersihkan sebelum diberikan kepada pengasuh lain.

Infografis Pasien Positif dan Kontak Erat Covid-19 Berkeliaran di Ruang Publik

Infografis Pasien Positif dan Kontak Erat Covid-19 Berkeliaran di Ruang Publik. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Pasien Positif dan Kontak Erat Covid-19 Berkeliaran di Ruang Publik. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya