Liputan6.com, Rabat - Anak laki-laki yang terperangkap di sumur sedalam 32 meter, Rayan Oram, dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu, 5 Februari 2022, waktu setempat.
Bocah lima tahun yang terperangkap dalam sumur kering selama lebih dari empat hari berhasil ditarik keluar pada Sabtu setelah upaya penyelamatan yang panjang dan dramatis.
Baca Juga
Ratusan warga yang menyaksikan penyelamatan bersorak setelah tim penyelamat berhasil mengangkat tubuh Rayan Maroko.
Advertisement
Namun, tidak lama setelahnya, istana kerajaan mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media pemerintah bahwa Rayan telah meninggal dunia sebelum penyelamat bisa menyelamatkannya.
Raja Maroko Mohammed VI menelepon untuk menyampaikan belasungkawa kepada orangtua Rayan, Khaled Oram dan Wassima Kharchich.
Istana mengatakan bahwa raja dengan cermat mengikuti upaya penyelamatan, menginstruksikan para pejabat untuk menggunakan segala cara yang diperlukan untuk membawa bocah itu keluar dari sumur dan mengembalikannya hidup-hidup kepada orangtuanya.
Mohammed pun memuji para penyelamat atas kerja keras mereka dan komunitas atas dukungannya terhadap keluarga Rayan.
Sebelumnya, tim penyelamat telah memeringatkan bahwa mereka tidak dapat menentukan kondisi bocah itu saat mereka bekerja untuk mengeluarkannya.
Berita terkait bocah menjadi viral di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Kabar meninggalnya Rayan tidak hanya memilukan bagi orangtua, penyelamat yang bekerja selama berhari-hari dan kerumunan di tempat kejadian.
Tetapi juga bagi jutaan orang di seluruh dunia yang menyaksikan siaran langsung proses penyelamatan dari desa kecil di utara Maroko.
Tidak jelas kapan tepatnya Rayan meninggal. Gambar yang diambil dengan kamera yang dikirim ke terowongan awal pekan ini menunjukkan Rayan terengah-engah, dengan darah di wajahnya.
Petugas penyelamat juga menurunkan makanan dan air kepada anak itu selama berhari-hari untuk menggalinya, tetapi tidak diketahui apakah dia bisa makan atau minum saat dia berada di bawah tanah.
Simak Video Berikut Ini
Proses Penyelamatan
Tim penyelamat membutuhkan waktu berhari-hari untuk mencapai anak laki-laki itu. Ia jatuh ke lubang pada Selasa ketika ayahnya sedang bekerja di sumur.
Upaya untuk mengambilnya kembali dengan cara dia jatuh tidak berhasil karena porosnya yang lebar di permukaan tanah tapi semakin ke dalam semakin menyempit dan berbelok.
Buldoser dibawa untuk menggali sebagian besar lereng bukit di sebelah sumur, menciptakan parit besar yang sejajar dengan poros. Para pekerja kemudian harus menggali terowongan horizontal melalui tanah berbatu dan berpasir untuk menghubungkan poros tempat anak itu terjebak dan mengeluarkannya.
“Pekerjaan teliti itu berulang kali diperlambat oleh batu-batuan berat dan ketakutan akan tanah longsor, termasuk satu bagian batu keras yang membutuhkan waktu sekitar lima jam untuk dibersihkan,” kata kepala komite penyelamat, Abdelhadi Temrani, mengutip New York Post, Minggu (6/2/2022).
Jam-jam terakhir dari operasi yang rumit itu mengharuskan para pekerja menggali dengan sangat lambat dan dengan tangan untuk menghindari keruntuhan yang bisa mengubur anak itu. Seorang insinyur mengatakan kepada saluran televisi lokal bahwa mereka menggali hanya 20 sentimeter, atau sekitar 7 inci, per jam.
Desa berpenduduk sekitar 500 orang di Pegunungan Rif Maroko ini memang dipenuhi dengan sumur dalam, yang sebagian besar memiliki penutup pelindung. Mereka sering digunakan untuk mengairi tanaman ganja yang menyediakan sumber pendapatan utama bagi banyak orang di daerah miskin dan gersang.
Advertisement