Liputan6.com, Jakarta Sejak 9 Februari 2022, Johnson & Johnson ternyata telah menunda pembuatan vaksin COVID-19 di Belanda.
Hal ini turut disayangkan sejumlah pihak karena vaksin COVID-19 buatan Johnson & Johnson cukup mendapat perhatian, terutama bagi negara-negara miskin.
Baca Juga
Pabrik vaksin yang terletak di Leiden tersebut menyatakan telah membuat vaksin eksperimental yang berpotensi lebih menguntungkan. Vaksin eksperimental tersebut adalah respiratory syncytial virus, atau RSV yang akan diuji klinis.
Advertisement
Dilansir dari WebMD, pihaknya mengatakan kalau penundaan produksi vaksin ini hanya sementara. Pabrik Leiden diperkirakan akan memulai kembali produksi vaksin COVID-19 bulan depan. Perusahaan telah mengatakan bahwa mereka memiliki persediaan jutaan dosis COVID-19, meskipun tidak jelas apakah penundaan tersebut akan mempengaruhi pasokan vaksin.
Sementara menurut salah satu sumber, gangguan tersebut bisa mengurangi pasokan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson hingga beberapa ratus juta dosis, karena dosis yang dibuat dari produksi baru kemungkinan tidak akan dikirimkan hingga Mei atau Juni. Fasilitas lain telah disewa untuk memproduksi vaksin tetapi belum berjalan atau belum menerima persetujuan peraturan untuk mengirimkan dosis untuk dikemas.
Jake Sargent, juru bicara Johnson & Johnson, mengatakan kalau perusahaan memiliki persediaan jutaan dosis dan terus mengirimkan batch vaksin, dikutip dari Times.
Banyak negara bergantung pada vaksin johnson & johnson
Adapun penundaan tersebut pasti mengejutkan para pejabat, terutama Uni Afrika dan Covax, organisasi yang mengoordinasikan vaksin COVID-19 untuk negara-negara miskin. Pemimpin kedua organisasi mengetahui tentang penghentian produksi ini dari wartawan di The Times.
“Ini bukan waktunya untuk mengalihkan lini produksi apa pun, ketika kehidupan orang-orang di seluruh dunia berkembang berada dalam keseimbangan,” ujar Ayoade Alakija, salah satu pemimpin program pengiriman vaksin Uni Afrika, mengatakan kepada surat kabar itu.
Negara-negara miskin bergantung pada vaksin Johnson & Johnson karena tidak memerlukan pendinginan yang sangat dingin. Vaksin ini juga lebih murah daripada yang lain dan mudah diberikan kepada populasi yang sulit dijangkau.
“Di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, vaksin kami adalah yang paling penting dan terkadang satu-satunya pilihan,” ujar Penny Heaton, MD, seorang eksekutif Johnson & Johnson, pada bulan Desember selama pertemuan dengan komite penasihat vaksin CDC.
“Kami memiliki vaksin global, dan dunia bergantung pada kami,” katanya.
Advertisement