Liputan6.com, Jakarta - Ratu Elizabeth II membatalkan pertemuan online pada Selasa, 22 Februari 2022 karena masih mengalami gejala COVID-19 serupa pilek. Hal tersebut diumumkan oleh Buckingham Palace.
"Ratu telah memutuskan untuk membatalkan rencana pertemuan virtual pada hari ini, tapi akan tetap melaksanakan tugas-tugas ringan," ujar juru bicara istana, Selasa (22/2) dilansir AP.
Baca Juga
Diketahui Ratu Elizabeth II terkonfirmasi positif COVID-19 pada Minggu, 20 Februari 2022. Buckingham Palace mengabarkan, Ratu Elizabeth mengalami gejala ringan seperti pilek. Nenek Pangeran William dan Harry itu pun akan tetap bertugas.
Advertisement
Meski demikian, ratu yang akan genap berusia 96 tahun pada April mendatang itu hanya akan melakukan tugas-tugas ringan di Kastil Windsor selama beberapa pekan ke depan.
"Beliau akan terus menerima pengobatan dan mengikuti arahan," tegas Buckingham Palace, dilansir CBS News.
Diketahui, Ratu Elizabeth telah mendapat tiga dosis vaksinasi. Ratu pertama kali divaksinasi COVID-19 pada Januari 2021 lalu.
Selain Ratu Elizabeth, putra dan menantunya, Pangeran Charles dan Duchess of Cornwall Camilla juga baru saja pulih dari infeksi SARS-CoV-2. Hasil tes Pangeran Charles terbukti positif pada 10 Februari. Dua hari sebelumnya, dia bertemu dengan Ratu, tepatnya pada 8 Februari. Kini Pangeran Charles telah kembali bekerja.
Â
Â
Ucapan Lekas Sembuh
Para politikus senior mengirimkan ucapan agar Ratu Elizabeth lekas pulih. Ucapan tersebut ada yang disampaikan langsung, dan ada pula yang melalui media sosial. Perdana Menteri Boris Johnson juga menyampaikan ucapan pada Ratu.
"Tentu saja saya berbicara atas nama semua orang, mendoakan agar Yang Mulia Ratu segera pulih dari COVID dan cepat sehat kembai," ucap Johnson.
Hasil tes positif Ratu Elizabeth muncul beberapa hari jelang Inggris diharapkan menghentikan aturan isolasi mandiri bagi individu yang terinfeksi COVID-19. Diketahui Inggris akan mencabut pembatasan terkait COVID-19.
Advertisement
Harapan Ada pada Obat Antivirus
Koresponden BBC, Jim Reed mengatakan, obat antivirus yang baru saja disetujui penggunaannya kemungkinan dapat membantu pemulihan Ratu Elizabeth.
Reed mengatakan, obat tersebut ssaat ini menjadi kunci untuk memutus risiko perawatan di rumah sakit bagi orang-orang yang rentan. Meskipun tidak pasti apakah obat antiviral tersebut juga akan ditawarkan pada Ratu.
Saat ini, obat antivirus tersebut harus dikonsumsi selama tiga hingga lima hari setelah terinfeksi COVID-19.
Obat antivirus yang disetujui penggunaannya di Inggris sebagai terapi COVID-19 termasuk Paxlovid dan molnupiravir. Keduanya menunjukkan hasil penurunan risiko rawat inap atau pun kematikan pada pasien yang menggunakannya.
Infografis
Advertisement