Positif COVID-19 Setelah Vaksin Booster, Apakah Tes PCR Bisa Keliru Deteksi Virus dalam Tubuh?

Bagaimana jika seseorang menjadi positif COVID-19 setelah menjalani vaksin booster, apakah mungkin pemeriksaan COVID-19 bisa keliru lantaran gejala yang muncul akibat Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) pun juga tidak khas?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 11 Mar 2022, 21:30 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 21:30 WIB
FOTO: Capaian Vaksinasi Booster COVID-19 Jakarta Masih Rendah
Warga menjalani tes kesehatan sebelum disuntik vaksin dosis ketiga (Booster) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2022). Data terkini mencatat capaian vaksinasi booster COVID-19 di Ibu Kota baru sekitar 1,4 juta orang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Demi memproteksi diri dari virus COVID-19, menjalani vaksinasi adalah salah satu cara meningkatkan imun tubuh. Namun bagaimana jika seseorang menjadi positif COVID-19 setelah menjalani vaksin booster, apakah mungkin pemeriksaan COVID-19 bisa keliru lantaran gejala yang muncul akibat Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) pun tidak khas?

Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi & Pediatri Tropis RS Pondok Indah – Pondok Indah Prof Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan bahwa vaksin COVID-19 termasuk booster tidak ada yang menggunakan virus hidup. 

"Vaksin itu nggak ada yang platformnya virus hidup (inactivated). Ada yang sudah dimatiin (virusnya), ada juga yang cuma partikelnya saja atau mRNA-nya saja yang digunakan. Jadi tidak ada vaksin COVID-19 di dunia ini yang menyebabkan terjadinya COVID-19," katanya dalam diskusi Covid-19 pada Anak, ditulis Jumat (11/3/2022).

Prof Hinky mengatakan, bila ada seseorang yang terinfeksi COVID-19 setelah vaksin booster maka dia sebenarnya telah terkena COVID-19, 3 hari sebelumnya. "Itu yang namanya inkubasi. Kemana dia 3 hari sebelumnya. Jadi habis vaksin, dia udah sakit."

 

 

Tes tidak mungkin keliru

Terkait hasil pemeriksaan PCR, kata dia, vaksinasi tidak akan membuat seseorang menjadi positif COVID-19 begitu saja. "Kalau divaksin saja nggak bakal positif pemeriksaannya. Tapi kalau dia terpapar virus, ya positif. Jadi nggak bisa keliru. Kalau positif, pasti gara-gara COVID-19 bukan vaksin."

Prof Hinky menekankan, seseorang yang terinfeksi COVID-19 cenderung tidak sadar dirinya membawa virus atau terpapar virus. Maka itu, ia terus mengingatkan pentingnya vaksinasi dan tetap menjaga protokol kesehatan.

"Yang sudah divaksin saja kekebalannya bisa menurun, apalagi kalau belum divaksin. Virus itu masih bisa berkembang biak kalau ada orang yang belum divaksinasi. Jadi tetap waspada, jaga ventilasi di rumah dengan baik, jaga jarak, pakai masker. Lebih baik takut sehingga terhindar daripada merasa aman tapi lalai," pungkasnya.

Infografis Pemberian Vaksin Booster Covid-19 Gratis untuk Non-Lansia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pemberian Vaksin Booster Covid-19 Gratis untuk Non-Lansia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya