Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa waktu terakhir, para ilmuwan melaporkan penemuan hibrida dari varian Coronavirus Omicron dengan Delta yang kemudian disebut Deltacron atau Deltamicron.
Ahli virus di Institut Pasteur Paris, Prancis, dr. Etienne Simon-Loriere bersama timnya melakukan pemeriksaan ulang terkait penemuan hibrida setelah ada kecurigaan dari Ilmuwan Amerika Serikat, Scott Nguyen.
Baca Juga
Pada Februari, Nguyen memeriksa Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID)--database internasional genom virus corona—dan menemukan sesuatu yang aneh.
Advertisement
Dia menemukan sampel yang dikumpulkan di Prancis pada Januari yang diidentifikasi oleh para peneliti sebagai campuran varian Delta dan Omicron.
Dalam kasus yang jarang terjadi, orang dapat terinfeksi oleh dua varian virus Corona sekaligus. Tetapi ketika Nguyen melihat lebih dekat pada data, dia menemukan petunjuk bahwa kesimpulan ini salah.
Nguyen melihat seolah-olah setiap virus dalam sampel tersebut benar-benar membawa kombinasi gen dari dua varian. Para ilmuwan menyebut virus semacam itu sebagai rekombinan.
Mengetahui hal tersebut, Simon bergegas untuk memeriksa ulang apa yang dicurigai Nguyen.
"Dan, ya, kami dengan cepat mengonfirmasi bahwa memang begitu," kata Simon mengutip New York Times Sabtu (12/3/2022).
Simak Video Berikut Ini
Menemukan Lebih Banyak Sampel
Sejak itu, Simon dan rekan-rekannya menemukan lebih banyak sampel virus rekombinan. Mereka akhirnya memperoleh sampel beku dari mana mereka berhasil menumbuhkan rekombinan baru di laboratorium, yang sekarang mereka pelajari.
Pada 8 Maret, para peneliti memposting genom pertama rekombinan di GISAID. Dalam pembaruan 10 Maret, database internasional tentang urutan virus melaporkan 33 sampel varian baru di Prancis, delapan di Denmark, satu di Jerman, dan satu di Belanda.
Perusahaan pengurutan genetik Helix California juga menemukan dua kasus di Amerika Serikat. Nguyen mengatakan dia dan rekan-rekannya sedang mengamati beberapa urutan database dari Amerika Serikat dalam upaya untuk menemukan lebih banyak kasus.
Advertisement
Konfirmasi WHO
Penemuan rekombinan yang dikenal sebagai Deltacron juga dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Dalam briefing pada 9 Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan strain itu juga ditemukan di Belanda dan Denmark.
Pemimpin teknis COVID untuk WHO, Maria van Kerkhove mengatakan mutasi ini sudah diperkirakan sebelumnya.
"Sudah diduga, terutama dengan sirkulasi Omicron dan Delta yang intens,” kata Maria mengutip News Sky.
Dengan demikian, Deltacron telah secara resmi diidentifikasi sebagai varian COVID-19 dengan kasus yang dikonfirmasi di Prancis dan AS. Maria menambahkan bahwa timnya sedang melacak dan mendiskusikan varian tersebut.
Walau merupakan rekombinan dari Delta dan Omicron, ilmuwan sejauh ini meyakini bahwa Deltacron tidak akan membawa dampak terlalu buruk. Kepala petugas sains di Helix Dr William Lee mengatakan bahwa kemungkinan varian ini tidak akan meningkat ke level Variant of Concern (VOC).
"Fakta bahwa tidak terlalu banyak kasus yang ditemukan, bahkan dua kasus yang kami temukan berbeda, menunjukkan bahwa itu mungkin tidak akan meningkat ke level variant of concern."
Infografis 5 Tips Kuatkan Daya Tahan Mental agar Tubuh Lebih Sehat Cegah COVID-19
Advertisement