Perang Memanas, Anak Pengidap Kanker di Ukraina Berjuang Mendapat Perawatan Layak

Perang antara Ukraina dan Rusia membawa dampak buruk pada berbagai hal terutama layanan kesehatan bagi anak-anak pengidap kanker.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Mar 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2022, 07:00 WIB
Pasien Anak Ukraina Terpaksa Dirawat di Ruang Bawah Tanah
Anak-anak yang berjuang melawan kanker dipindahkan ke ruang bawah tanah pusat onkologi yang digunakan sebagai tempat perlindungan bom, di Kiev, Senin (28/2/2022). Tentara Rusia mengatakan, warga sipil Ukraina dapat meninggalkan ibu kota Kiev dengan bebas. (Aris Messinis / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Perang antara Ukraina dan Rusia membawa dampak buruk pada berbagai hal terutama layanan kesehatan bagi anak-anak pengidap kanker.

Saat perang semakin intensif, ratusan anak pengidap kanker terpaksa meninggalkan ranjang rumah sakit untuk melakukan perjalanan berbahaya guna menghindari dampak perang. Para orangtua dan anak pengidap kanker berharap dapat terhubung kembali dengan perawatan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.

Salah satu anak pengidap kanker asal Ukraina adalah Leonid. Anak usia 8 perlu menjalani perawatan kemoterapi untuk tumor kandung kemih yang diidapnya. Ia terpaksa meninggalkan rumah sakit Kyiv (ibu kota Ukraina) saat konflik memanas. Dia dan ibunya, Anna, berangkat mencari keselamatan dan perawatan.

“Jalannya panjang dan menakutkan, dan Leonid takut dengan penembakan dan bom,” kata Anna mengutip keterangan pers World Health Organization (WHO) Minggu (20/3/2022).

Simak Video Berikut Ini

Tumor Kian Tumbuh

Setelah melakukan perjalanan yang menegangkan, Leonid tiba dengan selamat di Pusat Medis Anak Khusus Ukraina Barat di Lviv, dekat perbatasan Polandia.

Ia pun melanjutkan perawatan kankernya. Sayangnya, Anna mengetahui bahwa tumor putranya telah tumbuh.

“Kami ingin secepatnya pergi ke Polandia agar anak kami bisa berobat secara rutin,” katanya. “Kami tidak ingin menunggu. Tidak ada yang yakin apa yang akan terjadi.”

Seruan Kesehatan Darurat Ukraina

Guna menolong pasien-pasien seperti Leonid, WHO berkoordinasi dengan mitra dalam bantuan kesehatan kemanusiaan, baik di Ukraina maupun di perbatasannya, dan menyediakan pasokan, dukungan teknis, serta staf tambahan.

Organisasi tersebut mendirikan pusat dukungan Ukraina di Polandia dan bekerja untuk memastikan bahwa negara-negara tetangga memiliki infrastruktur dan keahlian untuk melayani gelombang besar pengungsi. Lebih dari 3 juta orang telah meninggalkan negara itu, menurut perkiraan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Untuk membiayai upaya tersebut, WHO telah meluncurkan seruan darurat kesehatan untuk Ukraina. Organisasi lokal dan internasional bekerja melawan waktu untuk menghubungkan kembali pasien kanker anak dengan perawatan mereka.

Anak-anak dari seluruh Ukraina sedang distabilkan di Pusat Medis Anak Khusus Ukraina Barat, kemudian diangkut dengan ambulans ke Klinik Unicorn Marian Wilemski di Polandia untuk triase. Dari sana, mereka dikirim bersama anggota keluarga ke pusat onkologi anak-anak di Polandia, di tempat lain di Eropa dan lebih jauh lagi.

Pekerja yayasan amal, Yulia Nohovitsyna, mengatakan bahwa sekitar 170 anak telah mendapat manfaat dari sistem rujukan sejauh ini.

Salah satunya adalah Anastasia, anak dari Kyiv. Dia tiba bersama ibunya, Natalia, di Hamburg, Jerman, pada 7 Maret, dan telah melanjutkan perawatannya untuk leukemia limfoblastik akut.

Lima hari sebelumnya, ibu dan anak perempuannya telah melarikan diri dari Rumah Sakit Khusus Anak Nasional Okhmatdyt, yang mendapat serangan artileri.

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO
Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya