Liputan6.com, Jakarta Pada Pertemuan Pertama (1st) Health Working Group (HWG) G20 yang akan berlangsung 28 - 30 Maret 2022 di Yogyakarta, Indonesia mendorong penguatan sistem kesehatan global.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, inisiastif yang saat ini didorong dalam HWG Pertama adalah memperkuat sistem kesehatan global untuk menindaklanjuti mekanisme pendanaan pandemic, preparedness, dan respons yang sebelumnya menjadi bagian dari pembahasan pada Presidensi G20 di Italia tahun 2021.
Advertisement
Baca Juga
"Kemudian membangun mekanisme global untuk meningkatkan akses serta mobilitas sumber daya kesehatan guna memperkuat pencegahan dan respons terhadap krisis kesehatan," terang Nadia saat konferensi pers The 1st G20 Health Working Group (HWG), ditulis Sabtu (26/3/2022).
"Perlu juga optimalisasi platform berbagai data genomik skala global yang terpercaya untuk bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para peneliti di seluruh dunia."
Sebagai catatan, beberapa hal yang menjadi landasan utama '1st HWG G20' adalah harmonisasi standar protokol kesehatan, harmonisasi sistem identifikasi COVID-19 lewat sertifikat digital di pintu masuk negara serta harmonisasi pengenalan dan berbagi informasi sistem kesehatan.
Dari sisi harmonisasi tersebut, Indonesia akan mendorong inisiatif panduan teknis perjalanan internasional berbasis pendekatan risiko bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan harmonisasi sertifikat vaksin COVID-19 dengan Digital European Union.
Penggunaan Sistem Satu Data Protokol Kesehatan
Fokus harmonisasi sistem kesehatan pada HWG G20, lanjut Siti Nadia Tarmizi juga membahas panduan perjalanan udara bersama International Civil Aviation Organization. Dalam hal ini, pentingnya penggunaan satu sistem data protokol kesehatan.
"Kita juga mendorong kegunaan sistem satu data protokol kesehatan, terutama di pintu masuk sebuah negara, seperti berbagai praktik baik yang telah diterapkan di Indonesia maupun negara lain," katanya.
"Contohnya, di Indonesia, kita menggunakan aplikasi PeduliLindungi yang terintegrasi dengan sistem protokol kesehatan negara lainnya."
Selanjutnya, pembahasan HWG G20 yang tak kalah penting adalah Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 2022 perlu mendorong inisiatif perluasan manufaktur vaksin COVID-19, pengobatan serta diagnosis ke negara-negara berkembang.
"Insiatif lain yang dirasakan perlu saat ini adalah penguatan manufaktur global bagi para ilmuwan di bidang virologi, epidemiologi, dan bidang keilmuan lainnya yang terkait dengan krisis kesehatan. Langkahnya adalah dengan membangun pusat penelitian di negara berkembang," imbuh Nadia.
Advertisement