Liputan6.com, Jakarta Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Abdullah Makhmud (AM) Hendropriyono sakit dan tengah menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto. Hal ini diungkakan anak Hendropriyono, Diaz Hendropriyono dalam unggahan akun Instagram pada Kamis, 28 April 2022 siang.
“Terima kasih atas semua doa untuk kesehatan ayah saya. Alhamdulillah kondisi membaik,” tulis Diaz dikutip Kamis (28/4/2022).
Baca Juga
Diaz juga mengabarkan bahwa ayahnya mengalami penurunan trombosit. Level trombosit rendah sehingga perlu segera ditangani.
Advertisement
“Trombosit sempat rendah di level 8.000. Namun, sekarang hanya butuh bedrest.”
Diaz pun mengucapkan kepada tim dokter di RSPAD Gatot Subroto termasuk dokter Terawan Agus Putranto yang praktik di rumah sakit tersebut.
“Terima kasih untuk Tim RSPAD, Dr Terawan, Letjen Budi, dan Mayjen Lukman atas bantuannya.”
Sebelumnya, kabar sakitnya Hendropriyono sempat beredar dari sebuah video singkat. Dalam video tersebut ia terlihat mengenakan baju pasien dan terbaring di ranjang rumah sakit.
Ia pun terlihat dijenguk oleh KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Bahkan sebelum berpamitan, Dudung sempat mengecup kening dan tangan Hendropriyono.
Kabar sakitnya Hendropriyono memicu berbagai komentar warganet. Seperti beberapa warganet berikut.
“Bpk. Hendropriyono terbaring di rumah sakit dibesuk bpk. Dudung. Ternyata beliau bisa sakit juga ya... Semoga lekas sembuh,” tulis warganet.
"Syafaahullahu Syifaa`an 'Aajilan Pak Abdullah Makhmud Hendropriyono (AM Hendropriyono)Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengangkat penyakit beliau, sehat seperti semula dan bertobat dan menjadi orang baik untuk semua Lahu Al Fatihah," tulis warganet lainnya.
"Kondisi menurun, Hendropriyono dirawat secara intensif di RS. Doakan saja yang TERBAIK buat dia dan bangsa Indonesia."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pernah Dikabarkan Tak Benar alias Hoaks Soal Kesehatannya
Pada awal April sempat beredar kabar bahwa Hendropriyono terbaring sakit dan dilarikan ke Singapura. Bahkan, ia sempat dikabarkan meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya.
Kabar ini kemudian dikategorikan sebagai disinformasi atau informasi yang salah oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 3 April 2022.
Dalam tulisan tersebut, Kominfo menjelaskan bahwa kabar yang beredar di awal April adalah kabar yang tidak benar.
“Belakangan ini beredar kabar mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Makhmud Hendropriyono sakit dan kini sedang dirawat di salah satu Rumah Sakit di Singapura. Bahkan dalam beberapa unggahan dikabarkan jika mantan kepala BIN tersebut meninggal dunia karena sakit yang dideritanya.”
Setelah ditelusuri ditemukan fakta bahwa, isu Hendropriyono sakit dan dilarikan ke Singapura merupakan isu lama yang diangkat kembali pasca beliau memberikan peringatan kepada kelompok tertentu untuk tidak memprovokasi revolusi hingga membuat banyak masyarakat turun ke jalan (7 Mei 2019).
Advertisement
Pernah Sakit pada 2014
Kominfo juga mengonfirmasi bahwa Hendropriyono memang pernah jatuh sakit pada 2014 akibat pembengkakan tulang belakang.
“Pada tahun 2014 lalu Hendropriyono benar pernah jatuh sakit karena mengalami pembengkakan di sekitar tulang belakangnya sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.”
Namun, kini beberapa foto lama yang memperlihatkan mantan kepala BIN ini terbaring di rumah sakit kembali beredar luas di media sosial dengan beragam narasi untuk menggiring opini warganet, tulis Kominfo.
Abdullah Makhmud Hendropriyono ST, SE, M.BA alias AM Hendropriyono adalah Kepala Badan Intelijen Negara pada Kabinet Gotong Royong. Ia lahir di Yogyakarta pada Senin 7 Mei 1945.
Hendropriyono mengenyam pendidikan di Akademi Militer Nasional Magelang pada tahun 1967. Kariernya di bidang militer cukup panjang, termasuk menjadi Direktur Badan Intelijen Strategis pada tahun 1990 dan menjadi Panglima Kodam Jakarta Raya pada tahun 1993.
Pada tahun 1998, Hendropriyono menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII sampai tahun 1999.
Pada tahun 2001, ia menjadi Kepala Badan Intelijen Negara sampai tahun 2004.
Tentang Hendropriyono
Di luar kariernya di bidang militer dan politik, Hendropriyono pernah menjadi ketua Komisi Tinju Indonesia pada tahun 1994 sampai 1998. Berita terakhir adalah beliau menjadi komisaris di PT Carrefour Indonesia pada bulan April 2010.
Pendidikan militer yang pernah ia lalui yakni:
-Sesko ABRI (1989) United States Army General Staff College Fort Leavenworth USA (1980)
-Australian Intelligence Course Woodside (1971)
-Akademi Militer Nasional Magelang (1967).
Sedangkan, pendidikan yang pernah ia jalani yakni:
-Pasca Sarjana Administrasi Niaga University of the City of Manila, Filipina
-Sarjana Teknik Industri Universitas Achmad Yani Bandung
Tak hanya satu gelar sarjana, ia juga memiliki gelar Sarjana Ekonomi Universitas Terbuka Jakarta (1995), Sarjana Hukum Sekolah Tinggi Hukum Militer Jakarta, dan Sarjana Administrasi Negara STIA LAN RI Jakarta (1985).
Dari sisi karier, ia sempat menyandang jabatan-jabatan penting seperti:
-Kepala Badan Intelijen Negara 2001-2004 Menteri Tenaga Kerja RI (1999)
-Menteri Transmigrasi dan PPH RI (1997)
-Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan RI (1996)
-Komandan Kodiklat TNI AD (1994)
-Panglima Kodam Jakarta-Raya (1993)
-Direktur Badan Intelijen Strategis (1990)
-Danrem 043 Garuda Hitam (1987) di Lampung
-Asisten Intelijen Kodam Jaya (1985)
Sedangkan, penghargaan yang sempat disabet pria berzodiak taurus ini adalah:
-Bintang Mahaputera Indonesia Adipradana
-Bintang Kartika Eka Paksi Nararya-prestasi
-Bintang Bhayangkara Utama
-Bintang Yudha Dharma
-Bintang Dharma
-Satya Lencana Bhakti untuk luka-luka di medan pertempuran
-Veteran Pembela Republik Indonesia.
Advertisement